Innovation, Transformed.

Bersama Gramedia, menginspirasi Indonesia menuju masa depan yang cemerlang.

Who we are?

Gramedia berdiri pada tahun 1970, PT Gramedia Asri Media atau kerap dikenal menjadi Toko Gramedia merupakan salah satu unit bisnis strategis di bawah Kompas Gramedia Group.
55 Tahun
#TumbuhBersama masyarakat
3513 Pegawai
Di seluruh Indonesia
1700+ Buku
Tercetak di Indonesia selama tahun 2024
1000+ Events
Berhasil dilaksanakan
Temukan kisah dan perjalanan kami disini!

Terus berkembang melampaui batas, membentuk masa depan yang lebih cerah melalui brand.

PT Gramedia Asri Media atau Toko Gramedia merupakan salah satu unit bisnis strategis di bawah Kompas Gramedia Group yang berfokus pada bisnis ritel dengan buku, alat tulis, produk non-books sebagai produk utamanya. Selain itu, Gramedia juga bergerak di bidang pendidikan untuk kemajuan pengetahuan di nusantara.
Pelajari lebih lanjut tentang brand

Testimonials

Apa kata mereka tentang Gramedia?
Dr. Andreas
“Senang bisa collab dengan Penerbit Gramedia, karena bisa nerima ide-ide yang unik dari penulisnya!”
Dr. Andreas, Penulis
Brian Khrisna
“Sejak kecil, saya suka banget dateng ke Gramedia dan saya termotivasi kalo suatu saat buku saya harus ada di Gramedia, dan akhirnya bisa nerbitin buku di Gramedia.”
Brian Khrisna, Penulis
Yoyok
“Promexx sudah menjalin kerjasama dengan Gramedia lebih dari 20 tahun, dan selama menjalin kemitraan kedua belah pihak mendapat benefit yang bagus.”
Yoyok, Mitra Gramedia

Latest updates

See all
Hadiah Hari Ibu yang Berbeda: Menyelami Kisah Ibu Lewat Buku
19 December 2025

Hadiah Hari Ibu yang Berbeda: Menyelami Kisah Ibu Lewat Buku

#HappeningToday — Tinggal menghitung hari menuju Hari Ibu pada 22 Desember 2025, Grameds. Kira-kira Grameds sudah siapkan apa saja untuk menyambut hari spesial ini? Bunga yang cantik seperti ibunda, makanan favoritnya, atau kartu ucapan yang memuat seluruh isi hati Grameds nih?

Hari Ibu memang menjadi momen yang pas untuk merayakan seluruh letih yang seorang ibu simpan, sekaligus mengembalikan kasih yang selama ini ia berikan. Akan tetapi, menjadi nilai plus apabila Grameds juga memahami perjalanan dan pengorbanan apa saja yang dilalui oleh ibumu.

Yuk telusuri kisah Ibu dari berbagai belahan dunia. Siapa tahu, lewat buku-buku ini, Grameds bisa lebih memahami apa yang pernah atau mungkin sedang dilalui oleh ibumu!

Entrok

Sampul buku Entrok.

Entrok akan membawa pembaca menjajaki Indonesia di masa orde baru, bagaimana pelaksanaan pemilu di kala itu serta bagaimana kekerasan dan uang menjadi solusi atas segala permasalahan di negeri ini. Mengisahkan tentang Marni, gadis miskin yang bekerja keras untuk dapat menjadi orang kaya pada masa itu.

Tumbuh menjadi perempuan dewasa dengan hidup yang berkecukupan, ia menyekolahkan anaknya, Rahayu, hingga ke bangku universitas. Dari sinilah konflik rumit antara ibu & anak dimulai. Rahayu memandang sang ibu secara berbeda setelah mengetahui adanya perbedaan pandangan di antara mereka. Melalui dua tokoh perempuan yang kuat ini, Okky Madasari berhasil menghidupkan kembali suasana Orde Baru yang penuh ketegangan dan perbedaan.

Cerita Mamah Muda: Insecure

Sampul buku Insecure.

Buku kelima dari seri Cerita Mamah Muda kali ini, menghadirkan beragam kisah ibu dari berbagai latar di Indonesia. Ditulis oleh lima penulis perempuan, kumpulan cerita ini disajikan dengan bahasa ringan dan dekat dengan realitas sehari-hari.

Insecure menjadi benang merah dalam kumpulan cerita ini, perasaan yang kerap hadir diam-diam saat seseorang berada di titik terendah. Mulai dari ibu yang merasa rendah diri di lingkungan sekolah anaknya, ibu sambung yang dibayangi keberadaan mantan istri suami, hingga ibu selebritas yang merasa tersisih oleh ketenaran pasangannya. Buku ini menampilkan potret rapuh para ibu yang jarang dibicarakan.


Ibu Tercinta (Please Look After Mom)

Sampul buku Ibu Tercinta (Please Look After Mom).

“Bagaimana jika Ibu tiba-tiba menghilang?”

Novel ini akan buat Grameds mempertanyakan hal-hal yang tak pernah terlintas di pikiran Grameds sebelumnya. Ibu Tercinta mengisahkan sebuah keluarga dengan tujuh anggota yang mendadak kehilangan sosok ibu di tengah keramaian stasiun kereta bawah tanah

Cerita dituturkan dari empat sudut pandang berbeda: Chi-hoon, anak perempuan tertua; Hyung-cheol, anak laki-laki tertua; sang ayah; dan terakhir sang ibu. Pembaca diajak menelusuri pikiran dan pengalaman dari masing-masing tokoh, sekaligus memahami makna sosok ibu bagi mereka. Shin Kyung-sook mengingatkan kita bahwa ibu bukan sekadar peran yang mengurus urusan rumah tangga dan keluarganya, tetapi lebih dari itu: seorang ibu juga manusia. 

Aku Tetap Diriku Walaupun Sudah Menjadi Orang Tua

Sampul buku Aku Tetap Diriku Walaupun Sudah Menjadi Orang Tua.

Buku karya Lee Sung-Ah dan Kim Ah-Yeon ini menyajikan berbagai pengalaman dan perspektif dari mereka yang telah menjadi orang tua, khususnya ibu. Bagaimana rasa syukur atas anugerah dari Tuhan berjalan beriringan dengan pengorbanan diri di waktu-waktu tertentu.

Tak hanya membuka perspektif, buku ini menawarkan solusi bagi para ibu di luar sana. Melalui buku ini, Sung-Ah dan Ah-Yeon memastikan bahwa ibu tak perlu kehilangan dirinya. Buku ini ditujukan untuk seluruh ibu: calon ibu, ibu dengan balita, ataupun ibu dengan anak dewasa, sekaligus menekankan bahwa ibu juga tetaplah individu yang tumbuh dan berkembang seiring perjalanan anak-anaknya.


True Mothers

Sampul buku True Mothers.

Novel terbitan 2015 ini mengisahkan sepasang suami-istri, Kiyozaku dan Satoko, yang tak dikaruniai anak karena biologis. Bertahan menghadapi segala cacian, gunjingan, dan stereotipe masyarakat, keduanya memutuskan untuk mengadopsi seorang anak. Bertemu lah mereka dengan Asato, bocah laki-laki yang mereka putuskan untuk adopsi.

Kehidupan mereka menjadi penuh warna. Meski berstatus anak adopsi, Asato diperlakukan layaknya anak kandungnya sendiri. Hingga tiba-tiba, muncul seorang perempuan bernama Hakari yang mengaku sebagai ibu kandung dari Asato, serta meminta kembali anaknya. Lewat kisah ini, pembaca diajak melihat cinta, pengorbanan, dan konflik batin dari dua ibu dengan perjuangan yang berbeda. Dijamin akan buat stok tisu Grameds habis!

The School For Good Mothers

Sampul buku The School For Good Mothers.

Bagaimana jika ada sekolah untuk ibu, khususnya mereka yang dicap sebagai “ibu buruk”? Nah, buku ini menceritakan seorang ibu bernama Frida yang dipaksa untuk masuk ke sekolah tersebut. Alasan masuknya karena ia meninggalkan anaknya, Harriet, sendirian di rumah selama dua jam lebih.

Namun, sekolah ini lebih menyerupai penjara dibanding institusi pendidikan. Para ibu diperlakukan bagaikan narapidana, Grameds. Jessamine Chan, sang penulis, mengajak pembaca menyelami emosi yang dirasakan oleh Frida, segala ketidakadilan yang diterimanya, meski dengan tujuan untuk melindungi anak satu-satunya.


Penaka 

Sampul buku Penaka.

Novel kali ini membahas persoalan rumah tangga antara Sofia dan Laksana, pasangan suami-istri yang telah menikah selama dua tahun dan dikaruniai seorang anak bernama Raisa. Seperti pernikahan pada umumnya, hubungan mereka tak selalu berjalan mulus. Laksana yang kerap kecanduan game online serta mengabaikan istri dan anaknya membuat Sofia sudah tak bisa menoleransi lagi tingkah Laksana.

Detik saat Sofia memutuskan ingin bercerai, ia justru mengalami kejadian tak terduga. Ia seketika menjadi botol, lalu kucing, bahkan orang asing. Ia mulai melihat masalahnya dengan Laksana dari sudut pandang yang berbeda. Perlahan, ia menemukan kembali makna bertahan dan harapan dalam rumah tangganya.


Dari buku-buku di atas, adakah yang sudah Grameds miliki? Atau justru ada yang membuat Grameds tertarik untuk membaca? Beragam kisah tersebut siap mengajak Grameds tertawa, menangis, sekaligus merenungkan kembali hubungan dengan ibu, bahkan keluarga.

Gramedia senantiasa menjadi ruang berkarya bagi para penulis buku dalam menghadirkan karya asli yang bermakna bagi pembaca. Gabung dengan komunitas Gramedia Writers and Readers Forum untuk terhubung lebih dekat dengan dunia literasi melalui tautan di bio Instagram @gwrf.id.

Gramedia Hadir di Palangkaraya, Dorong Pertumbuhan Literasi di Kalimantan Tengah
19 December 2025

Gramedia Hadir di Palangkaraya, Dorong Pertumbuhan Literasi di Kalimantan Tengah

Palangkaraya, 18 Desember — Gramedia resmi membuka toko ke-147 yang berlokasi di Palangkaraya. Kehadiran Gramedia Palangkaraya menjadi langkah strategis perusahaan dalam memperluas akses literasi di wilayah Kalimantan Tengah, sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat akan ruang edukatif yang modern, lengkap, dan nyaman. 

“Kami melihat Palangkaraya sebagai kota dengan potensi literasi yang tinggi, ditunjang dengan komunitas pelajar, keluarga muda, serta semangat masyarakatnya dalam mendukung pendidikan. Harapannya, Gramedia Palangkaraya dapat menjadi ruang inspiratif bagi seluruh lapisan masyarakat untuk mengeksplorasi pengetahuan dan kreativitas,” ujar Adi Foday, selaku Store Manager Gramedia Palangkaraya.

Berlokasi di Duta Mall Palangkaraya Lt. UG, Gramedia hadir dengan konsep modern dan ramah keluarga. Gramedia menyediakan berbagai pilihan buku mulai dari fiksi, nonfiksi, buku anak, alat tulis, hingga produk kreatif dan gaya hidup edukatif.

Suasana di dalam Gramedia terbaru di Palangkaraya.

Sebagai bagian dari kemeriahan soft opening, Gramedia menghadirkan berbagai promo menarik. Selama periode opening ini, pengunjung dapat menikmati diskon hingga 25 persen untuk buku terbitan Gramedia serta diskon 20 persen untuk produk pilihan dari brand-brand unggulan Gramedia.

Tak hanya itu, Gramedia juga memberikan voucher senilai Rp25.000 kepada 25 pengunjung pertama selama periode 18-21 Desember 2025, sebagai bentuk apresiasi atas antusiasme masyarakat Palangkaraya

Pengunjung yang berbelanja juga berkesempatan mendapatkan hadiah langsung (gift with purchase). Cukup dengan pembelanjaan minimum Rp150.000, pelanggan akan mendapatkan pulpen eksklusif Gramedia.

Sesi foto bersama saat pembukaan Gramedia Palangkaraya.

“Tidak hanya sekadar toko buku, kami ingin Gramedia Palangkaraya menjadi tempat berkumpulnya komunitas, pelajar, serta keluarga dalam mengembangkan minat baca dan literasi digital,” tambah Adi dalam pemaparannya.

Peluncuran Buku Demokrasi, Ateisme, Seksualitas: Catatan tentang Goncangan-Goncangan Budaya di Abad Ke-21
18 December 2025

Peluncuran Buku Demokrasi, Ateisme, Seksualitas: Catatan tentang Goncangan-Goncangan Budaya di Abad Ke-21

Jakarta, 12 Desember 2025 — Gramedia melalui lini penerbit Gramedia Pustaka Utama menghadirkan peluncuran buku terbaru Romo Franz Magnis-Suseno, SJ berjudul Demokrasi, Ateisme, Seksualitas: Catatan tentang Goncangan-Goncangan Budaya di Abad Ke-21 yang dimoderatori oleh Andi Tarigan. Acara ini sukses digelar pada Jumat (12/12) di Gramedia Jalma. 

Dalam karya terbarunya, Romo Magnis mengangkat isu-isu yang selama ini mengemuka namun kerap tidak dibahas secara jernih—mulai dari memudarnya optimisme reformasi, meningkatnya intoleransi, maraknya misinformasi politik, hingga perdebatan mengenai sains, ateisme, dan kebebasan berkeyakinan.

Buku ini juga menyoroti dinamika seksualitas dan hak asasi manusia, sebuah topik yang terus berkembang seiring tuntutan publik akan penerimaan, keadilan, dan penghormatan atas perbedaan. “Kita sedang hidup di tengah perubahan besar yang tidak selalu kita pahami arah dan dampaknya. Buku ini adalah ajakan untuk melihat lebih jernih apa yang sebenarnya sedang terjadi pada demokrasi, agama, dan relasi antar-manusia kita,” ujar Romo Magnis

Diskusi peluncuran membahas tiga subtopik utama, yaitu masa depan demokrasi Indonesia dan apakah optimisme Reformasi masih bertahan, pergeseran peran Tuhan dalam era sains serta bagaimana masyarakat menyikapi ateisme, serta persoalan seksualitas dan hak asasi manusia, termasuk sejauh mana penghormatan atas perbedaan dapat benar-benar terwujud. 

Menurut Romo Magnis, persoalan-persoalan ini tidak dapat dipisahkan dari tantangan sosial yang lebih luas. “Demokrasi tidak tumbuh dari prosedur saja, ia tumbuh dari manusia-manusia yang bersedia berlaku jujur, terbuka, dan siap mengakui martabat sesamanya,” ungkapnya.

Buku ini mengajukan serangkaian pertanyaan kritis yang relevan dengan situasi Indonesia saat ini: apakah budaya tradisional kita cukup kuat menopang demokrasi; benarkah isu kebangkitan PKI memiliki dasar nyata, sejauh mana pendidikan mampu menumbuhkan komitmen antikorupsi pada generasi muda, apakah Pancasila masih relevan dalam menghadapi tantangan-tantangan baru, serta apakah benar ilmu pengetahuan membuat kepercayaan kepada Tuhan menjadi usang, sebagaimana pernah dinyatakan Albert Einstein. 

Romo Magnis juga mengupas isu monoteisme dan intoleransi, serta mempertanyakan kapan intoleransi terhadap saudara-saudari dengan orientasi seksual berbeda dapat benar-benar berakhir. 

Peluncuran buku “Demokrasi, Ateisme, Seksualitas” menjadi bagian dari komitmen Gramedia untuk menghadirkan ruang literasi yang memperkaya wawasan publik serta membuka dialog mengenai isu-isu strategis di Indonesia. Kini, buku karya Romo Magnis sudah tersedia di seluruh jaringan Gramedia, baik daring maupun luring.

Hadapi Bencana dan Kerusakan Lingkungan Lewat 6 Buku Ini!
17 December 2025

Hadapi Bencana dan Kerusakan Lingkungan Lewat 6 Buku Ini!

#LiterAsik — Apakah Grameds sadar bahwa topik bencana alam semakin sering menghiasi portal berita di Indonesia? Hal ini seakan menegaskan risikonya semakin dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Terlebih, Bencana alam kerap datang tanpa diundang dan diinginkan, serta dengan senang hati menghancurkan apa pun yang menghalangi jalannya.

Dalam kondisi tersebut, keterbatasan teknologi yang Indonesia miliki menuntut masyarakat lebih proaktif dalam mempelajari isu lingkungan dan memahami bagaimana faktor-faktor tertentu dapat memicu bencana alam. Namun, kabar baiknya adalah kini banyak sumber belajar yang bisa Grameds akses. Dari internet hingga buku-buku, Grameds memiliki berbagai cara yang dapat bantu memahami topik ini tanpa terasa membosankan.

Buku, sebagai jendela dunia menjadi salah satu cara seru dan jitu untuk Grameds belajar hal baru. Ini 6 rekomendasi buku, baik fiksi maupun nonfiksi, yang bisa kamu baca untuk menambah pemahaman terhadap bencana dan isu lingkungan yang marak terjadi di Indonesia!


Hujan - Tere Liye

Sampul buku Hujan.

Berlatar tahun 2040-an, Hujan memadukan kisah romansa, trauma, dan persahabatan lho, Grameds. Cerita ini berpusat pada Lail, perempuan yang berusaha pulih dari duka mendalam setelah bencana besar merenggut orang tuanya. Di tengah situasi tidak pasti, ia bertemu Esok, pemuda empat tahun lebih tua darinya, dan Maryam yang jadi setia menjadi sahabatnya. Novel ini menggambarkan kondisi bumi yang semakin memburuk akibat iklim yang semakin tak terkendali. Tak hanya kisah persahabatan dan romansa antara Lail dan Esok, Tere Liye juga menekan pentingnya kesadaran terhadap isu lingkungan yang harus segera kita benahi, Grameds. 


Bumi Yang Tak Dapat Dihuni - David Wallace-Wells
 

Sampul buku Bumi Yang Tak Dapat Dihuni.

Buku satu ini menyajikan berbagai gambaran kondisi dunia di masa depan jika kita terus memperlakukan lingkungan seperti saat ini, Grameds. Dari topik kebakaran, kelaparan, hingga wabah penyakit dikupas tuntas dalam buku ini. Berbagai data faktual yang disajikan buat siapapun yang membacanya terbukakan mata dan pikirannya soal betapa mendesaknya kondisi bumi kita.


Jejak balak - Ayu Welirang
 

Sampul buku Jejak Balak.

Pemenang ke-2 Lomba Novel Thriller GPU x GWP ini menggabungkan misteri dengan isu lingkungan yang kian marak terjadi di Indonesia, pembalakan liar. Dima & Timur, dua wartawan investigasi yang menyelami kasus kematian dua pembalak liar. Namun, semakin digali, semakin terlihat jelas bahwa kedua korban itu hanyalah awal dari rangkaian peristiwa kelam yang tersembunyi. Ayu Welirang juga memadukan kekayaan lingkungan Sumatra Barat dalam balutan cerita yang penuh teka-teki.


Climate Action 101: Indonesia’s Guide for Newbies - Nadia Habibie & Aufar Satria
 

Sampul buku Climate Action 101: Indonesia's Guide for Newbies.

Buat Grameds yang ingin mulai peduli pada isu iklim tapi bingung harus mulai dari mana, buku nonfiksi ini bisa jadi jawabannya. Seperti klaimnya, buku ini hadir untuk membantu masyarakat awam memahami isu iklim hingga ke akar-akarnya. Dibantu oleh tiga karakter yang super dekat dengan keseharian kita, Susi, Nabil, dan Lily yang buat buku nonfiksi ini tak terasa membosankan.


Te O Toriatte (Genggam Cinta) - Akmal Nasery Basral
 

Sampul buku Te O Toriatte.

Novel terbitan 2019 ini mengajak pembaca menelusuri kisah Meutia, gadis kecil berumur 14 tahun yang dipaksa harus kehilangan segalanya karena tsunami Aceh pada 2004 dan triple disaster yang mengguncang Jepang pada 2011. Te O Toriatte menampilkan perjuangan Meutia untuk bertahan hidup dan melawan segala trauma akibat bencana alam, yang dapat dipicu oleh hal-hal sederhana seperti suara, aroma, hingga situasi tertentu.


How To Avoid a Climate Disaster - Bill Gates

Sampul buku How To Avoid A Climate Disaster.

Melalui buku ini, Bill Gates mengungkapkan pemikirannya mengenai perubahan iklim yang dipicu oleh gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida (CO₂). Buku ini menekankan solusi yang dapat kita lakukan untuk memperpanjang usia bumi, Grameds. Meski upaya memperbaiki isu lingkungan penuh tantangan, Bill Gates berhasil mengemasnya dengan positif dan secara optimis, dijamin akan menginspirasi Grameds. 


Selain memperluas wawasan terkait bencana & lingkungan melalui buku, Grameds juga dapat bersiap melalui langkah sederhana, yaitu dengan menyiapkan tas siaga bencana

Gramedia senantiasa menjadi ruang berkarya bagi para penulis buku dalam menghadirkan karya asli yang bermakna bagi pembaca. Gabung dengan komunitas Gramedia Writers and Readers Forum untuk terhubung lebih dekat dengan dunia literasi melalui tautan di bio Instagram @gwrf.id.

Transformasi ELTI Gramedia Yogyakarta: Resmikan Communal Space dan Program Bahasa Masa Depan (Mandarin & Coding)
15 December 2025

Transformasi ELTI Gramedia Yogyakarta: Resmikan Communal Space dan Program Bahasa Masa Depan (Mandarin & Coding)

Yogyakarta, 14 Desember — Setelah lebih dari empat dekade hadir dan dipercaya oleh masyarakat Yogyakarta sebagai tempat kursus Bahasa Inggris andalan berbagai generasi, ELTI Gramedia Yogyakarta secara resmi membuka kembali ruang belajarnya pasca-renovasi. Pembukaan ini menegaskan komitmen ELTI Gramedia untuk menghadirkan suasana belajar yang lebih nyaman dan menyenangkan.

Renovasi juga menyentuh aspek akademik seperti buku ajar dan teaching media. Sejak lama, ELTI Gramedia telah menggunakan teaching media dalam proses belajar muridnya. Kini, eksplorasi penggunaan teaching media semakin luas, untuk terus memudahkan pemahaman dan menciptakan proses belajar yang lebih interaktif. Penggunaan flash cards, flyswatter, board game, dan realia adalah bagian dari eksplorasi teaching media yang membuat suasana belajar lebih interaktif dan materi menjadi mudah dipahami oleh murid. 

Sesi penandatanganan peresmian ELTI Gramedia Yogyakarta.

ELTI Gramedia Hadirkan Communal Space dan Book Corner
Selain ruang kelas dan aspek akademik, renovasi ini juga menghadirkan communal space, sebuah area publik di ELTI Gramedia yang luas dan fungsional, dilengkapi dengan book corner. Area ini dirancang sebagai titik temu dan ruang interaksi bagi komunitas, menambah peran ELTI Gramedia sebagai rumah bagi berbagai komunitas.

“Lebih dari sekadar tempat kursus, ELTI Gramedia adalah rumah bagi berbagai komunitas,” ujar Jerry Udampo selaku General Manager Education Gramedia, “Renovasi ini memperluas fungsi ELTI Gramedia sebagai titik temu bagi masyarakat untuk belajar, berinteraksi, dan memperluas wawasan.”

Communal space telah dimanfaatkan oleh beberapa komunitas. Misalnya, Komunitas Aksaraya dan Komunitas Baca Bareng Jogja rutin mengadakan kegiatan kolaborasi seperti baca bersama dan silent reading di area ini.

Acara Peresmian, Talk Show, dan Dukungan Pemerintah

Wali Kota Yogyakarta, Dr. (H.C.) dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dan Gramedia Publishing, Education, and Business Development Director, L. Adhyaksa Ekatama akan meresmikan gedung baru ELTI Gramedia Yogyakarta pada Minggu, 14 Desember 2025, dilanjutkan dengan talk show. mengusung tema Language for Conversation: Membangun Interaksi Lewat Bahasa: Inggris, Mandarin, dan Pemrograman (Koding). Talk show menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi: FX. Risang Baskara, M.Hum., Ph.D. (Ketua Program Studi Sastra Inggris Universitas Sanata Dharma Yogyakarta), Dian Prasetyo Adi, B.Ed., MTCSOL., Ph.D. (Dosen Program Studi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok Universitas Sebelas Maret Surakarta), Puspanegara Diva Siregar (Community Leader GameLan - Komunitas Game Developer Jogja), dan Yustian Pristantyo, M.M. (Branch Superintendent ELTI Gramedia Yogyakarta), dipandu oleh Wahyu Riyadi Herjito (Academic Officer ELTI Gramedia Yogyakarta) sebagai moderator. Talk show akan membahas kaitan antara bahasa, budaya, dan kompetensi masa depan. 

“Saya berharap dengan wajah baru ELTI Gramedia ini, semakin banyak masyarakat Yogyakarta yang termotivasi untuk belajar bahasa dan meningkatkan kompetensi mereka. Pendidikan adalah fondasi penting kemajuan kota kita,” pesan Dr. (H.C). dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) Wali Kota Yogyakarta.

Reopening ELTI Gramedia Yogyakarta didukung oleh Bank Danamon, yang berkolaborasi dalam menghadirkan pengalaman acara lebih inklusif serta memberikan nilai tambah bagi para peserta maupun pengunjung.

Memperkenalkan Program Bahasa Masa Depan
Sejalan dengan konsep "Language for Conversation" dan tuntutan era global serta digital, ELTI Gramedia juga memperkenalkan program-program Bahasa Masa Depan. Program ini melengkapi pembelajaran Bahasa Inggris yang telah menjadi ciri khas ELTI Gramedia selama empat dekade.

Bahasa Mandarin: Kunci Komunikasi Lintas Budaya
Program Bahasa Mandarin hadir menjawab kebutuhan komunikasi lintas budaya yang semakin tinggi di era global. Mandarin adalah salah satu bahasa yang penting untuk interaksi global dan membuka peluang karier yang lebih luas di masa depan, terutama dalam konteks ekonomi Asia.

Coding: Bahasa Kompetensi Digital Masa Depan
Selain bahasa lisan, ELTI Gramedia juga memperkenalkan program Coding. Di tengah pesatnya perkembangan digital, penguasaan bahasa pemrograman telah menjadi kebutuhan esensial (atau imperatif) bagi setiap individu. Program ini membekali siswa dengan kompetensi digital yang sangat penting untuk berkembang di masa depan, menjadikan mereka tidak hanya fasih berbahasa lisan, tetapi juga bahasa teknologi.

“Saya sangat antusias dengan program-program baru ini. Dulu saya kursus Bahasa Inggris di ELTI Gramedia dan merasa lebih percaya diri untuk bicara. Sekarang, ada kelas Coding dan Mandarin yang pasti sangat berguna untuk karier saya di masa depan,” tutur Rean Mitasari, siswa ELTI dari Tahun 2001-2008.

Dengan wajah baru, fasilitas yang diperbarui, serta program-program baru, ELTI Gramedia Yogyakarta siap melanjutkan perannya sebagai tempat kursus bahasa yang tepercaya, memberikan pengalaman belajar menyeluruh—mulai dari percakapan, pemahaman budaya, hingga kompetensi masa depan.