Perspektif Baru Metafora Flamingo yang Kehilangan Warnanya: Tetap Menjadi Diri Sendiri Setelah Menjadi Orang Tua

06 August 2025
Perspektif Baru Metafora Flamingo yang Kehilangan Warnanya: Tetap Menjadi Diri Sendiri Setelah Menjadi Orang Tua
Penulis Lee Sung-Ah dan Kim Ah-Yeon dorong para ibu untuk jadi orang tua yang seutuhnya.

Coba Anda bayangkan seekor flamingo dengan bulunya yang berwarna merah muda dan cerah. Ia berdiri dengan satu kaki dan memancarkan keindahannya. Namun setelah mengerami telur dan membesarkan anaknya, keindahan yang dimilikinya perlahan memudar. Bulu-bulunya berubah menjadi kusam. Ia pun kehilangan warna cerahnya karena semua ‘fokus’ tertumpah pada sang anak.

Kisah flamingo ini sering menjadi metafora bagi banyak ibu di luar sana. Mereka memasuki masa pengasuhan yang penuh semangat hingga rela memberikan segalanya untuk sang anak. Namun rutinitas pengasuhan, tuntutan sosial yang tak berujung, serta ekspektasi yang terlampau tinggi tak jarang membuat para ibu merasa kehilangan dirinya. Mereka seperti menghilang dan hanya menyisakan peran sebagai orang tua.

Menjawab kebingungan ini, Lee Sung-ah dan Kim Ah-yeon menawarkan persepsi barunya tentang bagaimana menjadi orang tua seutuhnya tanpa kehilangan diri sendiri. Perspektif ini menyebutkan bahwa menjadi seorang tua adalah sebuah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sebagai individu yang baru, bukan suatu pengorbanan yang membuat diri sendiri menghilang

Lee Sung-Ah dan Kim Ah-Yeon menyoroti masyarakat konvensional yang masih membebankan peran pengasuhan hanya kepada ibu yang dianggap orang yang wajib membesarkan anak. Pola pikir seperti ini dapat memicu perasaan bersalah dan kelelahan karena seolah-olah ibu harus mengorbankan segalanya demi sang anak. Seperti flamingo yang kehilangan warna cerahnya, banyak ibu yang terserap energi dan identitasnya karena pesan pengasuhan. Namun, apakah pengorbanan yang menyebabkan orang tua kehilangan diri sendiri itu memang sehat?

Untuk menghadapi ‘fase falmingo yang memudar’, Lee Sung-Ah dan Kim Ah-Yeon menuliskan ceritanya ke dalam buku berjudul Aku Tetap Diriku Walaupun Sudah Menjadi Orang Tua yang mendorong para orang tua, khususnya ibu, untuk tetap menjadi dirinya sendiri setelah menjadi orang tua.

 

  • Mengakui dan Menghormati Diri Sendiri
    Menjadi orang tua adalah sebuah perjalanan yang tidak selalu mudah. Jadi, wajar jika kita merasa kelelahan atau kewalahan. Jangan terlalu menyalahkan diri sendiri karena merasa sulit, tapi apresiasi perjuangan yang sedang dijalani. Hindari juga ekspektasi untuk selalu sempurna.
  • Melihat Peran Orang Tua Sebagai Kesempatan untuk Tumbuh
    Menjadi orang tua tidak hanya tentang mengasuh anak, tetapi juga tentang pertumbuhan diri sebagai orang dewasa. Setiap tantangan dalam pengasuhan bisa dianggap sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.
  • Menerima dan Mengelola Emosi
    Dalam proses pengasuhan, orang tua akan menghadapi berbagai emosi, termasuk marah, cemas, dan sedih. Daripada menekan emosi yang muncul, cobalah untuk mengidentifikasi penyebabnya dan mencari cara yang sehat untuk mengelolanya.
  • Membangun Hubungan yang Sehat dan Mandiri
    Kemandirian bukan berarti melakukan segalanya sendiri, tetapi mampu memberi dan meminta bantuan ketika memerlukannya. Dalam hubungan keluarga, kita bisa hidup dengan saling membantu tanpa mengabaikan ruang pribadi dan individualitas masing-masing anggota keluarga. Dengan demikian, keseimbangan di dalam hubungan tetap terjaga.
  • Fokus pada Diri Sendiri untuk Kesejahteraan Keluarga
    Dengan memahami diri sendiri, bukan berarti orang tersebut egois. Justru, seorang dapat menjadi orang tua dan pasangan yang lebih baik setelah mampu memahami dan merawat dirinya terlebih dahulu.

Buku Aku Tetap Diriku Walaupun Sudah Menjadi Orang Tua yang ditulis Lee Sung-Ah dan Kim Ah-Yeon mendorong para ibu untuk menjadi orang tua yang seutuhnya yang tidak hanya fokus pada peran mengasuh anak, tetapi juga sebagai individu yang terus tumbuh dan berkembang bersama anak-anak. Seperti flamingo yang menemukan cerahnya kembali, seorang ibu juga dapat tetap menjadi dirinya yang unik dan berharga, bahkan setelah menjadi orang tua.