Innovation, Transformed.

Bersama Gramedia, menginspirasi Indonesia menuju masa depan yang cemerlang.

Who we are?

Gramedia berdiri pada tahun 1970, PT Gramedia Asri Media atau kerap dikenal menjadi Toko Gramedia merupakan salah satu unit bisnis strategis di bawah Kompas Gramedia Group.
55 Tahun
#TumbuhBersama masyarakat
3513 Pegawai
Di seluruh Indonesia
1700+ Buku
Tercetak di Indonesia selama tahun 2024
1000+ Events
Berhasil dilaksanakan
Temukan kisah dan perjalanan kami disini!

Terus berkembang melampaui batas, membentuk masa depan yang lebih cerah melalui brand.

PT Gramedia Asri Media atau Toko Gramedia merupakan salah satu unit bisnis strategis di bawah Kompas Gramedia Group yang berfokus pada bisnis ritel dengan buku, alat tulis, produk non-books sebagai produk utamanya. Selain itu, Gramedia juga bergerak di bidang pendidikan untuk kemajuan pengetahuan di nusantara.
Pelajari lebih lanjut tentang brand

Testimonials

Apa kata mereka tentang Gramedia?
Dr. Andreas
“Senang bisa collab dengan Penerbit Gramedia, karena bisa nerima ide-ide yang unik dari penulisnya!”
Dr. Andreas, Penulis
Brian Khrisna
“Sejak kecil, saya suka banget dateng ke Gramedia dan saya termotivasi kalo suatu saat buku saya harus ada di Gramedia, dan akhirnya bisa nerbitin buku di Gramedia.”
Brian Khrisna, Penulis
Yoyok
“Promexx sudah menjalin kerjasama dengan Gramedia lebih dari 20 tahun, dan selama menjalin kemitraan kedua belah pihak mendapat benefit yang bagus.”
Yoyok, Mitra Gramedia

Latest updates

See all
Peringati Hari Batik Nasional, Kenalan dengan Tren “Berkain” dan Temukan Ide Outfit Kekinian!
02 October 2025

Peringati Hari Batik Nasional, Kenalan dengan Tren “Berkain” dan Temukan Ide Outfit Kekinian!

#LiterAsik - Adanya globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin pesat menjadi salah satu ancaman lunturnya budaya dan tradisi lokal. Menyadari hal itu, komunitas Swara Gembira hadir dengan gerakan kreatif bertajuk “Berkain Gembira”. Melalui kampanye ini, mereka meniupkan kembali napas budaya lewat fenomena berkain—menjadikan kain bukan sekadar warisan, tetapi teman setia dalam keseharian. Dari aktivitas bekerja, kuliah, hingga momen santai atau sekadar berjalan-jalan, kain tradisional hadir sebagai gaya yang relevan dan dekat dengan keseharian. 


Dengan berkain, generasia Indonesia bisa jadi desainer bagi diri mereka sendiri. Berkain itu jadi kampanye fashion yang paling sustainable.

-Rifan Rahman, Direktur Swara Gembira

Gerakan Berkain hadir sebagai jembatan untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional lewat beragam jenis kain & batik yang kita miliki. Setiap helai kain tradisional bukan hanya menampilkan motif indah, tetapi juga menyimpan cerita dan makna yang dalam. Lebih dari sekadar pakaian, berkain menjadi cermin diri pemakainya—sebuah ruang ekspresi yang personal. Menariknya, tren ini senantiasa dipadukan dengan fashion kontemporer untuk menghapus stigma bahwa kain bersifat kaku dan hanya pantas dikenakan pada acara formal.

Perjumpaan antara nuansa tradisional dan modern ini menciptakan daya tarik tersendiri, membuat gerakan Berkain sukses menarik hati masyarakat. Tak heran jika Generasi Z tampil sebagai ujung tombak, sebab, menurut penelitian Wening & Kusumadewi, mereka memang akrab dengan segala sesuatu yang menegaskan identitas diri. Bagi generasi ini, berkain bukan sekadar pilihan busana, melainkan cara untuk berkata siapa diri mereka. Selain itu, media sosial berperan sangat besar dalam perkembangan gerakan ini. Terlebih, komunitas Swara Gembira turut merangkul komunitas Remaja Nusantara, sehingga kampanye Berkain Gembira tak hanya hidup di layar, tetapi juga berdenyut dalam keseharian anak muda.

Sumber: Instagram Dwi Sasono dan Yura Yunita.

Gerakan Berkain tak hanya bawa kain tradisional ke panggung internasional, tetapi juga turut mendorong pelestarian budaya. Keterlibatan figur publik seperti Dwi Sasono dan Yura Yunita membuktikan bahwa gerakan Berkain dapat dirayakan siapa saja—tanpa memandang gender. Dari sisi ekonomi, geliat ini membawa napas segar bagi industri kain dan batik, mendorong para pengrajin lokal untuk terus berkarya. Semakin meluas, tren Berkain pun ikut mewarnai Jakarta Fashion Week 2025, yang menjadikannya koleksi pembuka dengan tema “Kain Nusantara.”

Berkain bukan cuma soal ikut meramaikan momen tertentu, tetapi bagimana kita bisa menjadikannya bagian dari aktivitas sehari-hari. Gerakan Berkain seakan menjadi pengingat akan pentingnya untuk memahami dan menghormati makna budaya dan tradisi lewat beragam jenis kain yang Indonesia miliki. Saat ini, Swara Gembira tengah menyemarakkan tagar baru, “Indonesia Berkain”, sebagai nuansa baru dari kampanye “Berkain Gembira”.

Menyambut Hari Batik Nasional, berikut beberapa rekomendasi outfit jika kamu berniat merayakannya dengan Berkain!

 Sumber: Instagram remajanusantara_ dan hannahalrash.

Outfit dari akrtis Hannah Al Rasyid ini cocok untuk Grameds pecinta hitam. Jangan lupa untuk tonjolkan satu warna yang menjadi kontras dengan pakaian hitammu, bisa gunakan kain tradisional berwarna ataupun aksesori lain. 

 Sumber: Instagram remajanusantara_ dan danieffendi_

Bagi penyuka earth tone, ide outfit berikut ini bisa jadi inspirasi. Tambahkan sentuhan vest atau aksesori polos untuk menonjolkan keindahan kain tradisionalmu.


 Sumber: Instagram Pemuda Berkain & wilonagisela.

Bosan dengan paduan klasik kemeja dan kain tradisional? Coba gaya baru dengan menambahkan blazer serta celana di bawah kainmu. Hanya saja, pemilihan warna untuk outfit layering ini perlu diperhatikan agar tetap serasi


 Sumber: Instagram remajanusantara_ dan ferryrusli.

Bagi Grameds yang berpegang pada prinsip simple is the best, kombinasi kemeja dan kain tradisional dengan nuansa senada selalu jadi pilihan timeless. Gaya ini juga aman untuk pemula yang baru mencoba berkain.


Berkain tidak hanya tentang gaya, tetapi juga tentang merayakan kekayaan budaya Indonesia. Mari kita rayakan Hari Batik Nasional dengan berkain bersama, sekaligus terus membaca, menulis, dan membagikan cerita tentang budaya kita. Temukan lebih banyak inspirasi literasi budaya di komunitas lewat Instagram @gwrf.official.

Gramedia Hadirkan The Heritage Hunter di Bandung: Jelajah Sejarah, Rayakan Budaya
29 September 2025

Gramedia Hadirkan The Heritage Hunter di Bandung: Jelajah Sejarah, Rayakan Budaya

Bandung, 27 September 2025 — Gramedia sukses menyelenggarakan The Heritage Hunter di Bandung, menghadirkan pengalaman jelajah sejarah dan budaya lewat city walk dan aktivitas kreatif. Setelah Malang dengan total lebih dari 120 peserta, program ini kembali menjadi ruang interaksi masyarakat bersama komunitas lokal untuk merayakan warisan kota.

The Heritage Hunter dirancang bukan sekadar agenda jalan-jalan, melainkan ruang untuk merayakan kekayaan warisan budaya Indonesia. Dengan menggandeng komunitas lokal serta UMKM di setiap kota, acara ini menjadi jembatan kolaborasi sekaligus upaya bersama dalam melestarikan sejarah yang melekat pada ruang-ruang kota.

Kegiatan di Bandung juga menghadirkan kejutan dengan bergabungnya penulis Brian Khrisna sebagai peserta. Kehadiran Brian disambut antusias peserta lain, sekaligus menjadi bukti bahwa The Heritage Hunter mampu merangkul berbagai kalangan untuk bersama-sama merayakan sejarah dan budaya.

Rute walking tour dimulai dari Gramedia Merdeka, lalu berlanjut ke Taman Balai Kota Bandung, Gereja Katedral Bandung, Gedung Indonesia Menggugat, hingga singgah di French Bake House. Perjalanan kemudian diteruskan ke Kantor KAI, Oud Bandoeng, Makam Tokoh Kapitan Cicendo, sebelum kembali lagi ke Gramedia Merdeka sebagai titik akhir.

Selain tur sejarah, peserta Bandung juga diajak mengikuti aktivitas kreatif mini-zine, yang memberi pengalaman interaktif sekaligus ruang berekspresi. Kehadiran UMKM lokal di sepanjang rute turut menambah warna, menjadikan acara ini bukan sekadar city walk, tetapi juga ruang kolaborasi untuk melestarikan warisan budaya kota.

“Antusiasme yang kami rasakan di Malang, dan kini di Bandung, menjadi semangat untuk menghadirkan The Heritage Hunter secara rutin di berbagai kota. Melalui program ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk tidak hanya mengenal, tapi juga ikut menjaga dan merawat warisan sejarah Indonesia,” ujar Strategic Branding & Digital Manager Gramedia Fathan Agustian Thaher.

Ke depannya, The Heritage Hunter akan hadir di lebih banyak kota, termasuk Surabaya, Surakarta, dan Jakarta, membawa semangat eksplorasi warisan budaya ke lingkup yang lebih luas. Informasi lebih lanjut melalui Instagram Social Hub Gramedia (@socialhubgramedia).

Gramedia Pustaka Utama Luncurkan Buku Terbaru Shahnaz Mariela Soehartono, "The Captain of My Flight Back Home"
29 September 2025

Gramedia Pustaka Utama Luncurkan Buku Terbaru Shahnaz Mariela Soehartono, "The Captain of My Flight Back Home"

Jakarta, 26 September 2025 — Penerbit Gramedia Pustaka Utama menghadirkan karya terbaru dari jurnalis dan pembawa acara Shahnaz Mariela Soehartono yang berjudul The Captain of My Flight Back Home. Buku memoar ini resmi diluncurkan di Gramedia Jalma pada Jumat (26/9) dan menandai babak baru dalam perjalanan kepenulisan Shahnaz. 

Buku The Captain of My Flight Back Home menghadirkan kisah yang menyentuh tentang perjalanan merangkul luka dan menemukan makna cinta sejati. Lewat catatan reflektif tentang kehidupan sang ayah, Shahnaz berbagi proses belajar untuk memberi dan menerima cinta yang mampu memulihkan. Kisah ini lahir dari pengalaman pribadi menghadapi kehilangan, sekaligus mengajak pembaca untuk memaknai ulang cinta sebagai fondasi yang menguatkan, baik dalam sukacita maupun duka.

“Dalam kekeringan ini, aku terus berbisik. I love you, Pa. I love you so much. Now, I have to let you go. I’ll be okay,” tulis Shahnaz dalam salah satu bagian bukunya, menegaskan nuansa emosional yang menyentuh pembaca.

Suasana peluncuran buku memoar The Captain of My Flight Back Home karya Shahnaz Mariela Soehartono di Gramedia Jalma.

Selain menghadirkan cerita personal, buku ini juga mengajak pembaca untuk merefleksikan pengalaman mereka sendiri tentang arti cinta, keluarga, dan keteguhan hati dalam menghadapi perpisahan. 

Dalam peluncuran Shahnaz menyampaikan, “Buku ini adalah cara saya merangkul luka dan menemukan kembali kekuatan dari cinta yang ditanamkan orangtua saya sejak kecil. Saya berharap setiap orang yang membacanya bisa merasa ditemani dalam proses mereka sendiri, baik ketika merayakan kebahagiaan maupun menghadapi kehilangan.”

The Captain of My Flight Back Home kini telah tersedia di seluruh jaringan Gramedia. Buku ini tidak hanya menghadirkan kisah personal yang menyentuh, tetapi juga mengajak pembaca merenungkan kembali arti cinta, kehilangan, dan kekuatan untuk pulih dalam perjalanan hidup masing-masing.

Dari Karya Populer hingga Bacaan Pilihannya, Yuk Telusuri Jejak Karya Ratih Kumala si Gadis Kretek!
23 September 2025

Dari Karya Populer hingga Bacaan Pilihannya, Yuk Telusuri Jejak Karya Ratih Kumala si Gadis Kretek!

#AuthorSpotlight — Ratih Kumala merupakan sastrawan yang telah menorehkan beragam prestasi di dunia kepenulisan, sekaligus membawa namanya dikenal luas hingga mancanegara. Perempuan asal Muntilan ini meniti karir sebagai penulis semenjak masa perkuliahan. Berawal dari cerpen yang dimuat di koran dan majalah lokal, hingga akhirnya memberanikan diri untuk menyusun novel yang telah bantunya meraih kesuksesan. 

“Jika kamu ingin jadi penulis, jangan menutup diri. Jangan membatasi dirimu hanya menulis satu genre buku saja.”

-Ratih Kumala


Dulunya, sebagai mahasiswa Sastra Inggris di
Universitas Negeri Sebelas Maret, Ratih menuangkan hobinya dengan mengikuti komunitas Rumah Baca Bumi Manusia dan Akademi Kebudayaan Yogyakarta. Dikelilingi oleh teman dan lingkungan yang mendukung, Ratih mulai serius menekuni dunia kepenulisan hingga mengukir prestasi sebagai Juara 3 Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2003 lewat novel pertamanya Tabula Rasa.

Momen istimewa tersebut menandakan terbukanya gerbang Ratih untuk menjadi seorang penulis. Tak hanya menulis buku, Ratih turut berkarya sebagai penulis naskah skenario film dan serial, termasuk adaptasi dari novel best seller miliknya, Gadis Kretek serta Sukma, film terbarunya bersama Baim Wong. Telah berkecimpung di dunia kepenulisan sejak masa kuliahnya, Ratih Kumala kembali berhasil mengangkat literasi Indonesia ke tingkat global melalui Gadis Kretek yang dianugerahi Chommanard Women’s Literary Award pada 2024 lalu.

Sejalan dengan perannya sekarang sebagai anggota Dewan Promosi Sastra di Kementerian Kebudayaan, Ratih Kumala terus menunjukkan konsistensinya lewat deretan karya populer yang patut kamu baca!


Koloni

 

Tampilan sampul novel Koloni.

Rilis pada Agustus lalu, Koloni merupakan karya terbaru yang dikeluarkan oleh Ratih Kumala. Koloni merupakan buku berlatar belakang dunia semut di bawah tanah, mengisahkan perebutan takhta antara dua ratu semut; yang tua mempertahankan kekuasaannya, yang muda berambisi merebut takhta. Dikemas sebagai fabel, Koloni lahir dari keresahan Ratih terhadap situasi negeri.

Dengan total 251 halaman, Ratih Kumala mengajak para pembacanya untuk merefleksikan realita sosial masa kini lewat Koloni. Buku terbarunya ini dapat kamu temukan di toko Gramedia, baik secara offline maupun online di Gramedia.com.


Gadis Kretek

 

Tampilan sampul novel Gadis Kretek.

Berangkat dari pengalamannya sebagai keturunan produsen rokok kretek, Gadis Kretek mengisahkan sejarah industri kretek di Indonesia dari zaman penjajahan belanda hingga kemerdekaan. Kisah ini semakin menggugah lewat perjalanan Lebas, Karim, dan Tegar yang berusaha menemukan sosok ‘Jeng Yah’, nama yang terucap dari bibir sang ayah, Pak Raja, menjelang ajalnya.

Dengan perpaduan sejarah dan drama keluarga, Gadis Kretek menjadi karya yang segar dan meraih popularitas hingga akhirnya dialihwahanakan menjadi serial Netflix pada 2023. Selain itu, penerjemahan novel ini ke enam bahasa asing—bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Mesir, Jepang, dan Korea—menjadi bukti nyata bakat Ratih Kumala dalam menghidupkan cerita.


Saga dari Samudra

 

Tampilan sampul novel Saga dari Samudra.

Terbit pada 2023, Saga dari Samudra ini menjadi jejak keberanian Ratih Kumala untuk melangkah keluar dari zona nyaman. Ia menantang dirinya menulis kisah laga—sebuah ranah yang selama ini lebih sering ditempuh penulis laki-laki—dan menghadirkannya sebagai warna baru dalam dunia sastra Indonesia.

Saga dari Samudra mengisahkan asal-usul Sunan Giri, yang dalam narasi ini hadir sebagai Jaka Samudra. Uniknya, Ratih Kumala menggunakan panggilan ‘Kisanak’, sapaan khas berasal dari bahasa Jawa Kuno untuk menyapa para pembacanya. Bersama Jaka Samudra, kisanak akan diajak menelusuri Jawa abad ke-15 dalam perjalanan pencarian jati dirinya menjadi seorang sunan.

Ragamnya jenis karya Ratih Kumala dilatarbelakangi oleh banyaknya jenis buku yang ia baca, berikut 5 buku bacaan andalan Ratih Kumala yang patut Grameds baca!

  • Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring karya dr. Andreas Kurniawan, Sp. KJ
  • Siapa yang Kentut? karya Noor H. Dee
  • Berani Tidak Disukai karya Ichiro Kishimi & Fumitake Koga
  • 49 Hari - Kisah Penantang Gelombang karya Nuril Basri
  • Orang Keren Tidak Menengok Ke Arah Ledakan dan Cerita-cerita Orang Keren Lainnya karya Rio Johan

Penulis kelahiran 1980 ini telah menjadi tokoh literasi ternama di Indonesia karena karyanya yang tak pernah gagal mencerminkan realita sosial. Dengan komitmennya sebagai penulis, Ratih tak ragu keluar dari zona nyaman dan menjajal genre baru. Penasaran akan update terbaru penulis favoritmu? Ikuti Instagram @gwrf.id dan jadi bagian dari komunitasnya! 

Kolaborasi Komik Indonesia dan Jepang: Si Juki Bertemu Black Jack dalam Petualangan Unik di Kyokarta
22 September 2025

Kolaborasi Komik Indonesia dan Jepang: Si Juki Bertemu Black Jack dalam Petualangan Unik di Kyokarta

Jakarta, 19 September 2025 - Kolaborasi komik Indonesia dan Jepang mencatat sejarah baru dengan hadirnya pertemuan antara Si Juki dan Black Jack dalam buku Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo (Kompas Gramedia Group). Untuk pertama kalinya, karakter komik asal Indonesia dan Jepang tampil bersama dalam satu cerita, menghadirkan perpaduan humor satir khas Si Juki dengan pesan kemanusiaan yang melekat pada Black Jack.

Kehadiran Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta menjadi lebih dari sekadar proyek lintas negara. Ia merupakan simbol diplomasi budaya lewat komik, yang memperlihatkan bagaimana dua karakter dari latar belakang berbeda bisa disatukan dalam sebuah cerita yang segar dan bermakna.

Sesi foto bersama peluncuran buku Si Juki x Black Jack.

Faza Meonk, kreator Si Juki, menyebut kolaborasi ini sebagai mimpi yang akhirnya terwujud. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap karya maestro manga Jepang, Osamu Tezuka, sekaligus kebanggaannya bisa mempertemukan karakter ciptaannya dengan sosok legendaris Black Jack. “Black Jack adalah salah satu karakter manga ikonik yang saya kagumi sejak lama. Bisa mempertemukan Si Juki dengan karya besar Osamu Tezuka adalah pengalaman berharga sekaligus bentuk penghormatan kepada warisan budaya pop dunia,” ujar Faza.

Dikenal sebagai God of Manga, Osamu Tezuka adalah sosok penting yang membentuk wajah industri manga modern. Melalui karya-karya ikonik seperti Astro Boy, Kimba the White Lion, dan tentu saja Black Jack, Tezuka memperlihatkan bagaimana manga bisa lebih dari sekadar hiburan: ia sarat refleksi moral, kritik sosial, dan pesan kemanusiaan. Kehadiran Black Jack dalam kolaborasi ini menambah bobot cerita, menjadikannya bukan hanya proyek kreatif, tetapi juga penghormatan pada warisan budaya yang diakui dunia.

Tezuka Productions menegaskan bahwa kolaborasi Si Juki x Black Jack adalah dapat terjadi karena mereka melihat Si Juki sebagai karakter populer yang diharapkan dapat membuat pembaca Indonesia lebih tertarik untuk membaca dan mengoleksi karya asli Black Jack. “Alasan utama kolaborasi ini adalah karena Si Juki memiliki reputasi yang tinggi dan popularitas besar di Indonesia. Selain itu, sang kreator, Faza Meonk, juga memiliki rasa hormat yang besar terhadap Osamu Tezuka. Kami akan sangat senang apabila karya ini dapat diterima dengan baik oleh para penggemar Si Juki dan sekaligus membangkitkan minat mereka terhadap karya asli Black Jack.”

Pengerjaan komik ini berlangsung lebih dari satu tahun dengan pengawasan langsung dari Tezuka Productions untuk menjaga keaslian karakter Black Jack. Meski demikian, gaya khas Si Juki tetap diberi ruang sehingga menghasilkan perpaduan unik antara humor satir khas Indonesia dan kedalaman narasi khas manga Jepang.

Buku Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta kini tersedia untuk pembaca di Indonesia, namun rencana penerbitan di Jepang juga tengah dipersiapkan. Kehadirannya diharapkan menjadi pintu pembuka bagi kolaborasi komik Indonesia dan Jepang di masa depan, sekaligus memperkuat posisi komik Indonesia di kancah internasional.