Innovation, Transformed.

Bersama Gramedia, menginspirasi Indonesia menuju masa depan yang cemerlang.

Who we are?

Gramedia berdiri pada tahun 1970, PT Gramedia Asri Media atau kerap dikenal menjadi Toko Gramedia merupakan salah satu unit bisnis strategis di bawah Kompas Gramedia Group.
55 Tahun
#TumbuhBersama masyarakat
3513 Pegawai
Di seluruh Indonesia
1700+ Buku
Tercetak di Indonesia selama tahun 2024
1000+ Events
Berhasil dilaksanakan
Temukan kisah dan perjalanan kami disini!

Terus berkembang melampaui batas, membentuk masa depan yang lebih cerah melalui brand.

PT Gramedia Asri Media atau Toko Gramedia merupakan salah satu unit bisnis strategis di bawah Kompas Gramedia Group yang berfokus pada bisnis ritel dengan buku, alat tulis, produk non-books sebagai produk utamanya. Selain itu, Gramedia juga bergerak di bidang pendidikan untuk kemajuan pengetahuan di nusantara.
Pelajari lebih lanjut tentang brand

Testimonials

Apa kata mereka tentang Gramedia?
Dr. Andreas
“Senang bisa collab dengan Penerbit Gramedia, karena bisa nerima ide-ide yang unik dari penulisnya!”
Dr. Andreas, Penulis
Brian Khrisna
“Sejak kecil, saya suka banget dateng ke Gramedia dan saya termotivasi kalo suatu saat buku saya harus ada di Gramedia, dan akhirnya bisa nerbitin buku di Gramedia.”
Brian Khrisna, Penulis
Yoyok
“Promexx sudah menjalin kerjasama dengan Gramedia lebih dari 20 tahun, dan selama menjalin kemitraan kedua belah pihak mendapat benefit yang bagus.”
Yoyok, Mitra Gramedia

Latest updates

See all
Elex Media dan KAI Hadirkan Karakter Budi, Bedil, dan Tuti untuk Temani Mudik Lebaran 2025!
14 March 2025

Elex Media dan KAI Hadirkan Karakter Budi, Bedil, dan Tuti untuk Temani Mudik Lebaran 2025!

Jakarta, 14 Maret 2025 – Elex Media, salah satu unit penerbit buku dari Gramedia, bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Kementerian Ekonomi Kreatif untuk menghadirkan branding tematik Ramadan-Lebaran 2025. Peluncuran resmi ini digelar di Stasiun Gambir pada 14 Maret 2025. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pengalaman mudik yang lebih berkesan bagi masyarakat dengan sentuhan kreatif dari karakter komik lokal yang telah diterbitkan oleh Elex Media. 

Sebagai bagian dari komitmennya dalam mendukung industri kreatif nasional, Elex Media menghadirkan karakter ikonik dari komik populer, yaitu Gajelas karya Jasmine H. Surkatty, Si Bedil karya Seto Buje, serta Tuti and Friends karya RM Fajar. Ketiga karakter ini akan menjadi elemen utama dalam berbagai aset visual yang diterapkan di sejumlah stasiun utama, rangkaian kereta, serta berbagai merchandise eksklusif yang bisa didapatkan oleh para penumpang. 

Peluncuran ini dihadiri oleh oleh Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar; Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo; General Manager Publishing Gramedia, Wahyu Raharjo; jajaran dari Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Kementerian Perhubungan; serta para kreator komik, yaitu Jasmine H. Surkatty, kreator komik GaJelas, dan Seto Buje, kreator Bedil. Kehadiran mereka menegaskan dukungan terhadap industri kreatif lokal dan pentingnya budaya mudik bagi masyarakat Indonesia. 

Dalam acara ini, Direktur Utama PT KAI menyampaikan dukungannya terhadap kolaborasi ini, “kolaborasi ini bukan hanya bertujuan untuk mempercantik stasiun dan rangkaian kereta, tetapi juga mengangkat kreativitas lokal ke tingkat yang lebih luas. Harapannya, inisiasi ini dapat terus berkembang, dan membuka lebih banyak peluang bagi pelaku ekonomi kreatif untuk berkolaborasi dalam menciptakan ekosistem transportasi yang lebih berwarna, inovatif, dan berdaya saing”. 

Para kreator komik juga turut serta dalam sesi perkenalan, “Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk berkolaborasi. Semoga kolaborasi ini dapat terus berlanjut. Merupakan suatu kebanggaan bagi kami bisa berkolaborasi dengan KA dalam kampanye Mudik Lebaran tahun ini”, ujar Jasmine H. Surkatty mewakili para kreator

Puncak acara ditandai dengan seremoni penyerahan mockup komik bertema “Tipe Pemudik” oleh Jasmine H. Surkatty dan Seto Buje kepada Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar. Setelah itu, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif menyerahkan mockup tersebut kepada Direktur Utama PT KAI sebagai simbol kolaborasi yang memperkuat keterlibatan industri kreatif dalam sektor transportasi publik.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar menyampaikan pesan dari Menteri Ekonomi Kreatif yakni Teuku Riefky Hasya, bahwa, kolaborasi ini merupakan wujud dukungan kreasi anak bangsa melalui Intellectual Property (IP) lokal. Ia berharap, ke depannya sektor ekonomi kreatif dapat menjadi salah satu pilar utama dalam mendukung ekonomi Indonesia. 

Sebagai penerbit yang telah lama menjadi bagian dari perkembangan industri literasi dan komik di Indonesia, Elex Media berkomitmen untuk terus menghadirkan karya-karya yang relevan dengan keseharian masyarakat. Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan untuk memperindah tampilan visual di lingkungan stasiun dan kereta, tetapi juga menghadirkan sentuhan nostalgia dan humor khas Indonesia dalam pengalaman perjalanan mudik Ramadan dan Lebaran 2025.

Sebanyak 27 stasiun utama di Indonesia, termasuk Gambir, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya Gubeng, akan menjadi lokasi implementasi branding ini. Selain itu, KAI juga menyiapkan berbagai merchandise edisi terbatas bertema Ramadan-Lebaran untuk para penumpang.  

Suasana dan tampilan gate di Stasiun Gambir yang telah dihias elemen visual karakter komik Gajelas, Si Bedil, dan Tuti

Branding tematik ini hadir dalam berbagai bentuk yang tersebar di beberapa area strategis stasiun dan kereta. Elemen visual kampanye meliputi gate, photo booth, dekorasi gantung, LED motion graphics, hingga livery kereta yang menampilkan karakter-karakter ikonik dari komik Ga Jelas, Si Bedil, dan Tuti and Friends. Dengan desain yang menarik dan penuh warna, branding ini diharapkan dapat menambah kesan menyenangkan bagi para penumpang selama perjalanan mudik.

Melalui sinergi ini, Elex Media berharap dapat terus mendukung perkembangan industri kreatif Indonesia serta memberikan nilai tambah bagi para pengguna layanan KAI dalam momen mudik yang penuh makna. Dengan menghadirkan karakter-karakter yang dekat dengan keseharian masyarakat, Elex Media ingin menjadikan perjalanan mudik lebih seru, penuh nostalgia, dan berkesan bagi para penumpang.

Takjil Literasi #5 Membaca vs Menonton: Mana Yang Lebih Efektif?
11 March 2025

Takjil Literasi #5 Membaca vs Menonton: Mana Yang Lebih Efektif?

Tidak ada yang salah dengan menonton. Sebagai salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan, menonton dapat menjadi cara yang efektif untuk memperoleh informasi. Banyak pengajar yang memanfaatkan film atau video singkat guna meningkatkan antusiasme siswa serta merangsang diskusi di kelas. Hasilnya, siswa menjadi lebih menikmati proses belajar melalui tontonan, sekaligus mendapatkan kesempatan untuk mendiskusikan hal-hal baru yang didapatkan dari film yang mereka saksikan bersama. 

Memang benar, bahwa metode belajar dengan cara menonton dapat meningkatkan antusiasme siswa. Hal ini dibuktikan oleh suatu penelitian yang dilakukan oleh Hansch pada tahun 2015, bahwa pembelajaran berbasis video mampu meningkatkan motivasi dan partisipasi. Namun, penelitian ini juga sekaligus menunjukkan bahwa menonton tidak mendorong tingkat pemikiran yang mendalam seperti membaca. 

Penelitian lainnya yang serupa dilakukan oleh Bergdahl, Nouri, dan Fors pada 2020, hasilnya menunjukkan bahwa membaca dapat mengasah keterampilan berpikir yang lebih mendalam serta merangsang imajinasi, sementara video lebih efektif dalam meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa. 

Berdasarkan dua penelitian di atas, dapat dilihat bahwa yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh siswa adalah pembelajaran yang mampu mengasah pemikiran kritis, terampil, dan kreatif. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan pemahaman kepada siswa bahwa menonton hanyalah salah satu cara belajar, bukan satu-satunya. Artinya, mereka tetap perlu membaca buku dan menyimak penjelasan guru agar memperoleh pemahaman lebih mendalam, tidak hanya bergantung pada apa yang mereka tonton. 

Sayangnya, hal ini tidak terjadi pada anak anak sekolah saja. Bahkan, beberapa orang dewasa pun lebih menyukai memperoleh informasi dari konten audio visual. Aktivitas membaca kini semakin jarang dilakukan, seiring dengan kemajuan teknologi digital yang memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses informasi.

Saat mengonsumsi konten audio visual, otak manusia tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memahami informasi yang diterima. Hal ini disebabkan oleh kombinasi antara elemen visual yang telah dirancang sesuai dengan pesan audio yang disampaikan. Selain itu, penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami membuat pesan lebih cepat diterima oleh berbagai kalangan.

Hadirnya platform media sosial berbasis audio visual seperti Tiktok, Instagram Reels dan Youtube Short, semakin mempermudah masyarakat dalam menerima dan membagikan informasi secara instan. Ditambah lagi, adanya konsep entertaining dari media sosial yang secara tidak langsung mengajak pengguna untuk terlibat aktif dengan konten yang mereka konsumsi, sehingga dapat memberikan efek adiksi atau “kecanduan” pada platform tersebut. 

Akibat dari tren ini, minat masyarakat untuk membaca semakin menurun. Padahal, orang dewasa cenderung akan memperoleh manfaat lebih besar dari membaca karena mereka memiliki tingkat literasi yang lebih tinggi dan memungkinkan mereka untuk memahami informasi secara lebih mendalam dan komprehensif (Singer & Alexander, 2017). Selain itu, kemampuan manajemen diri yang lebih baik, memungkinkan mereka mengatur tempo belajar dan lebih fokus dalam memahami materi.

Meski demikian, video tetap dapat menjadi pelengkap dalam proses pembelajaran. Video mampu meningkatkan motivasi serta menyajikan gambaran singkat atau ilustrasi visual yang memperjelas informasi dari teks. Oleh karena itu, akan lebih efektif bagi orang dewasa untuk mengombinasikan kedua metode ini—menggunakan video sebagai pengantar informasi singkat, lalu memperdalam pemahaman dengan membaca literatur yang lebih mendetail.

Jadi, mana yang lebih efektif? 

Grameds nggak perlu bingung. Kalian bisa saja menggabungkan keduanya, tergantung pada tujuan pembelajaran. Jika tujuannya adalah meningkatkan motivasi dan memperoleh gambaran umum suatu topik dengan cepat, maka menonton video bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, jika yang diutamakan adalah pemahaman yang lebih mendalam, berpikir kritis, dan retensi jangka panjang, maka membaca jauh lebih efektif. Oleh karena itu, pendekatan terbaik bukanlah memilih salah satu, melainkan mengombinasikan keduanya. Menggunakan video sebagai pengantar yang menarik dan membaca sebagai pendalaman materi akan menghasilkan pembelajaran yang lebih optimal. 

Takjil Literasi #4: Cara Meningkatkan Kebiasaan Membaca
10 March 2025

Takjil Literasi #4: Cara Meningkatkan Kebiasaan Membaca

Saat ini, kiegiatan membaca mungkin sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian orang. Hal ini tentu dikarenakan adanya perkembangan teknologi digital yang sangat pesat. Dahulu, informasi bisa diperoleh dengan membaca berita baik cetak maupun digital. Namun, kini informasi jauh lebih mudah diakses melalui video singkat di media sosial, atau melalui podcast di platform seperti Youtube dan Spotify. 

Memang benar, bahwa kehadiran teknologi digital sangat memudahkan kita dalam mendapatkan informasi, bahkan di saat sedang sibuk. Kini, karena kemudahan yang diberikan, seseorang bisa memperoleh informasi sambil melakukan aktivitas lain, seperti berjalan, memasak, berkendara, atau melakukan aktivtias lainnya. 

Namun tahukah Grameds, Berdasarkan penelitian dari National Library of Medicine, membaca dapat meningkatkan pemahaman seseorang, serta mengasah kemampuan kognitif yang berperan sangat penting sepanjang hidup. Hal ini sangat penting, karena kemampuan kognitif berkaitan erat dengan bagaimana manusia menghubungkan sebab-akibat, berpikir kritis, inovatif, kreatif, dan mengatasi hal yang kompleks. 

Dengan studi di atas, sangat jelas bahwa membaca tetap memiliki manfaat luar biasa yang tidak tergantikan dengan metode belajar apapun baik video maupun audio. Selain meningkatkan pemahaman dan kemampuan kognitif, membaca juga dapat memperkaya kosakata, memperluas wawasan, serta melatih daya konsentrasi. 

Namun, bagaimana jika kita merasa sulit untuk membangun kebiasaan membaca di tengah kesibukan sehari-hari? Apalagi jika sejak kecil kita tidak terbiasa membaca buku ringan, tentu membaca bisa terasa cukup menantang. Tapi Grameds jangan khawatir, Mincy akan berikan beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kebiasaan membaca:

  1. Tantangan 1 Hari 1 Artikel

Ketika ingin memulai sesuatu yang besar, biasakan untuk tidak bersikap impulsif di awal. Hal ini bertujuan untuk menghindari perasaan cepat bosan atau kelelahan akibat terlalu memaksakan diri di awal. Sebaiknya, mulailah dengan langkah yang sederhana terlebih dahulu. Salah satu caranya adalah dengan membiasakan membaca satu artikel hingga selesai setiap harinya. Pilihlah artikel yang sesuai dengan minat dan ketertarikan kamu, karena hal ini dapat membantu meningkatkan motivasi untuk terus membaca artikel lain di hari berikutnya.

Selain itu, kamu juga bisa membaca artikel mengenai topik yang sedang tren dalam satu hari atau satu pekan terakhir. Cara ini tidak hanya membantu kamu memperoleh informasi terkini, tetapi juga membuatmu lebih sadar akan perkembangan dan situasi dunia saat ini. Dengan begitu, kamu pun tidak akan kehabisan bahan pembicaraan saat berinteraksi dengan relasi yang kamu miliki. 

     2. Ubah Sosial Media Menjadi Sumber Bacaan

Jika biasanya kamu menggunakan media sosial untuk melihat unggahan terbaru dari idola, teman, atau keluarga, cobalah mengubah sedikit demi sedikit ekosistem media sosial kamu menjadi sumber bacaan. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti akun-akun yang aktif membagikan pandangan mereka tentang suatu isu, atau membagikan bacaan yang sedang mereka baca.  

Dengan begitu, meskipun kamu menghabiskan waktu seharian di media sosial, kamu tetap bisa memperoleh informasi yang bermanfaat dan memperluas wawasan. Selain itu, mengikuti akun-akun literasi juga bisa membantumu menemukan rekomendasi bacaan yang sesuai dengan minat, sehingga kamu semakin termotivasi untuk membaca lebih banyak.

     3. Mengunjungi Toko Buku

Toko buku adalah tempat yang ideal bagi siapa saja yang ingin memulai kebiasaan membaca. Di sana, tersedia berbagai macam genre dan jenis buku yang bisa dieksplorasi. Dengan melihat langsung beragam pilihan buku, kamu dapat menemukan bacaan yang paling menarik minatmu. Selain itu, pengalaman ini juga membantu memperluas wawasan terhadap berbagai genre dan jenis buku lainnya, sehingga kamu lebih terbuka untuk mencoba bacaan baru.

Toko buku sering kali memiliki suasana yang nyaman dan tenang, menjadikannya tempat yang ideal untuk berpikir, mencari inspirasi, atau sekadar menikmati waktu sendiri sambil menjelajahi bacaan. Hal ini dapat membuat membaca terasa lebih menyenangkan dan menjadi bagian dari gaya hidup.

Gramedia merupakan toko buku terbesar yang tersebar di seluruh Indonesia. Grameds bisa mengunjungi gerai Gramedia terdekat di kota kamu dan nikmati serunya menjelajah buku bacaan menarik sekaligus mendapatkan pengalaman sensorik secara langsung dengan membaca sinopsis buku, merasakan tekstur halaman, dan mencium aroma kertas memberikan pengalaman unik yang tidak bisa didapatkan dari e-book atau bacaan digital.

     4. Tentukan Buku Bacaan Ringan

Bacaan tidak harus selalu yang berat berkaitan dengan sejarah, ekonomi, teknologi dan topik berat lainnya. Kamu bisa memulai dengan buku bacaan dengan topik ringan yang kamu minati. Akhir-akhir ini, buku dengan genre self-improvement atau pengembangan karir sedang banyak diminati. Genre ini bisa kamu jadikan langkah awal untuk memulai kebiasaan membaca buku. 

Buku self-improvement ini biasanya berisikan upaya atau cara untuk meningkatkan kualitas diri, Ini dapat mencakup pengembangan bakat dan potensi dalam mewujudkan impian, memperbaiki kualitas hidup dan kesehatan, serta meningkatkan kesadaran dan identitas diri. Contoh buku Self Improvement Terbaik tahun 2025 yang direkomendasikan oleh Gramedia adalah: Filosofi Teras karya Henry Manampiring, How to Win Friends and Influence People karya Dale Carneige, 100 Things I Wish I Knew Earlier karya Grace Tahir, dan buku lainnya yang bisa Grameds temukan di store Gramedia dan gramedia.com. 

     5. Buat Target Bacaan 

Agar kebiasaan membaca semakin terarah, buatlah daftar bacaan atau target membaca dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, menargetkan membaca satu buku dalam sebulan atau beberapa artikel setiap minggu. Dengan adanya daftar ini, kamu akan lebih terdorong untuk menyelesaikan bacaan dan tidak kehilangan arah dalam membangun kebiasaan membaca. 

Lama kelamaan, membaca bukanlah menjadi suatu tantangan buat kamu. Karena sudah terbiasa dan tertarik dengan buku yang sudah kamu mulai, tentu kamu akan ada perasaan ingin membaca buku tersebut sampai akhir. 

 

Dengan menerapkan beberapa tips dari Mincy di atas, diharapkan kamu semakin termotivasi untuk memulai kebiasaan membaca. Tips yang diberikan cukup sederhana dan mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mulailah dengan langkah kecil dan hindari memaksakan diri, agar kebiasaan ini dapat berkembang secara alami dan bertahan dalam jangka panjang.

Membaca bukan hanya sekadar aktivitas mengisi waktu luang, tetapi juga investasi bagi diri sendiri. Dengan membaca, kamu bisa memperluas wawasan, meningkatkan daya pikir kritis, serta memperoleh banyak inspirasi baru. Jadi, jangan ragu untuk memulai sekarang dan jadikan membaca sebagai bagian dari rutinitas harianmu. Selamat membaca!

Takjil Literasi #3: Fenomena "War Takjil" Sebagai Bentuk Antusias Menyambut Ramadhan
08 March 2025

Takjil Literasi #3: Fenomena "War Takjil" Sebagai Bentuk Antusias Menyambut Ramadhan

Setiap bulan Ramadhan, berbagai fenomena unik muncul di tengah masyarakat. Salah satu yang paling mencuri perhatian di tahun 2024 lalu adalah "War Takjil"—sebuah istilah yang menggambarkan antusiasme masyarakat dalam berburu takjil gratis. Yang menarik, fenomena ini tidak hanya melibatkan umat Muslim, tetapi juga saudara-saudara non-Muslim yang ikut bersemangat menyambut Ramadhan karena banyaknya pembagian dan penjualan takjil di berbagai lokasi. Fenomena ini semakin viral di media sosial, di mana warganet berbagi informasi tentang titik-titik pembagian takjil, menciptakan momen kebersamaan yang penuh semangat dan kehangatan.

Awal Mula "War Takjil" 2024

Fenomena ini bermula dari banyaknya unggahan di media sosial yang memperlihatkan bagaimana takjil Ramadhan tidak hanya dinikmati oleh umat Muslim yang berpuasa, tetapi juga oleh masyarakat dari berbagai latar belakang agama. Banyak saudara non-Muslim yang dengan antusias ikut berburu takjil, baik untuk sekadar mencicipi makanan khas Ramadhan maupun sebagai bentuk solidaritas terhadap teman-teman Muslim yang menjalankan ibadah puasa.

Di berbagai kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, antusiasme ini semakin terasa. Bahkan, di beberapa daerah, komunitas non-Muslim turut berpartisipasi dalam membagikan takjil, mempererat nilai-nilai kebersamaan antarumat beragama. Dari sinilah istilah "War Takjil" semakin populer, menggambarkan betapa ramai dan serunya berburu takjil gratis di bulan suci ini.

Dampak Positif dari "War Takjil" 2024

Fenomena "War Takjil" bukan hanya soal berburu makanan, tetapi juga membawa berbagai dampak sosial yang positif:

  • Memperkuat Toleransi dan Kebersamaan Antar umat Beragama: Ramadan 2024 menjadi bukti bahwa nilai kebersamaan bisa dirasakan oleh semua orang, tanpa memandang latar belakang agama. Partisipasi saudara non-Muslim dalam berburu dan membagikan takjil menunjukkan bahwa Ramadan adalah momen inklusif yang bisa dinikmati semua kalangan.
  • Meningkatkan Literasi Digital dalam Penyebaran Informasi: Media sosial berperan besar dalam menyebarluaskan informasi mengenai lokasi-lokasi pembagian takjil. Warganet dengan cepat membagikan titik-titik strategis melalui unggahan real-time, membantu lebih banyak orang untuk turut serta dalam kegiatan ini.
  • Menciptakan Ruang Sosial yang Lebih Dinamis: Fenomena ini juga menciptakan interaksi yang lebih luas antara berbagai komunitas. Orang-orang yang sebelumnya tidak saling mengenal kini dapat berjumpa di lokasi pembagian takjil, berbagi cerita, dan mempererat hubungan sosial.

Literasi Digital 

Fenomena ini juga erat kaitannya dengan pentingnya literasi digital. Informasi mengenai “War Takjil” yang ramai di media sosial, disambut hangat oleh berbagai kalangan. Bahkan, saudara non-Muslim pun sangat diterima dalam ikut merayakan Ramadhan ini dengan berburu takjil. Hal ini, menunjukkan bahwa masyarakat sudah sangat aware dengan pentingnya solidaritas dan toleransi. Literasi digital yang baik juga berpengaruh erat pada sikap solidaritas dan toleransi yang tinggi. 

Fenomena "War Takjil" di tahun 2024 menunjukkan bagaimana Ramadhan menjadi momen yang dirayakan secara luas, bahkan oleh mereka yang tidak menjalankan ibadah puasa. Keikutsertaan saudara non-Muslim dalam berburu dan membagikan takjil tidak hanya memperkuat solidaritas sosial, tetapi juga menegaskan bahwa Ramadan adalah bulan penuh keberkahan yang bisa dirasakan oleh semua orang. Dengan pemanfaatan media sosial yang bijak dan sikap saling menghargai, "War Takjil" bisa terus menjadi contoh bagaimana teknologi dan kebersamaan mampu menciptakan pengalaman Ramadan yang lebih berwarna dan bermakna.

Takjil Literasi #2: Tetap Produktif di Bulan Ramadhan, Nomor 6 Nggak Boleh Kelewatan!
07 March 2025

Takjil Literasi #2: Tetap Produktif di Bulan Ramadhan, Nomor 6 Nggak Boleh Kelewatan!

Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah, di mana setiap kebaikan yang kita lakukan akan diganjar dengan pahala berlipat. Sayang banget kalau bulan istimewa ini dilewatkan tanpa melakukan hal-hal bermanfaat yang bisa memberi dampak positif bagi diri sendiri maupun orang lain.

Kalau Grameds ingat, sejak kecil orang tua selalu mengingatkan kita supaya nggak tidur terus saat puasa. Hal itu tentu bukan tanpa alasan, mereka justru mendorong kita untuk mengaji di mushola, ikut kajian Al-Qur’an, membantu pekerjaan rumah, atau menyelesaikan tugas sekolah. Bukan sekadar biar lupa rasa lapar dan haus, tapi juga sebagai latihan agar kita tetap produktif dan memaksimalkan waktu selama Ramadhan.

Dewasa ini, menahan lapar dan haus mungkin bukan lagi tantangan besar. Tapi, tetap produktif di saat puasa? Nah, itu cerita lain. Wajar aja sih, karena tubuh kita kekurangan nutrisi dan cairan, apalagi kalau menu sahur yang kita makan kurang dapat memenuhi kebutuhan tubuh selama berpuasa sepanjang hari. 

Tapi tenang, bukan berarti kita harus rebahan terus sepanjang hari ya! Justru, Ramadhan adalah kesempatan emas untuk mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat dan tentunya berpahala. Mau tetap produktif tanpa terlalu merasa lelah? Yuk, simak tips dari MinCy!

  1. Mendengarkan podcast

Aktivitas satu ini sangat ringan dilakukan di waktu senggang yang kita miliki. Misalnya, setelah sahur sebelum bersiap bekerja atau sekolah, saat di perjalanan, atau di sela-sela istirahat siang. Mendengarkan podcast bukan hanya jadi hiburan, tapi juga cara asyik buat menambah wawasan tanpa harus membaca atau menatap layar terlalu lama. Kamu bisa memilih topik yang sesuai dengan minatmu—entah itu seputar self improvement, inspirasi karir, atau sekadar cerita santai yang bisa menemani waktu luangmu selama puasa.

Selain itu, banyak juga podcast Islami yang bisa membantu kamu lebih memahami makna Ramadhan, memperdalam ilmu agama, atau sekadar memberikan motivasi agar tetap semangat beribadah. Jadi, daripada waktu luang terbuang sia-sia, yuk manfaatkan untuk menyerap ilmu dan insight baru dari berbagai podcast menarik!

     2. Eksplorasi hobi baru

Menjalani bulan Ramadhan dengan produktif tidak harus selalu tentang pekerjaan atau belajar. Kamu juga bisa mengeksplorasi hobi baru! Dengan mencoba sesuatu yang belum pernah kamu lakukan sebelumnya, hari-harimu akan terasa lebih seru dan bermakna. Mengeksplorasi hobi baru juga bisa membantu mengasah kreativitas dan keterampilan. Siapa tahu, dari sini kamu malah menemukan passion baru atau bahkan peluang untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat!

Coba deh mulai dari hal-hal sederhana yang bisa dilakukan di rumah. Misalnya, kalau kamu suka seni, kenapa tidak mencoba melukis atau menggambar? Atau kalau kamu tertarik dengan musik, ini bisa jadi waktu yang pas untuk belajar alat musik baru. Bahkan, kegiatan seperti merajut atau membuat kerajinan tangan juga bisa jadi pilihan yang menyenangkan!

    3. Belajar skill baru

Salah satu cara seru dan bermanfaat adalah dengan mengikuti kursus untuk belajar skill baru! Kamu bisa mengembangkan berbagai skill baru, seperti menulis, desain grafis, memasak, coding, dan masih banyak lagi. 

Saat ini, mempelajari bahasa asing jadi tren. Sesuaikan saja dengan ketertarikan kamu. Misalnya, kamu suka Kpop atau Kdrama, tertarik belajar bahasa nya? Kamu bisa mulai dengan mengikuti kursus online di platform seperti Udemy atau situs belajar lainnya yang sesuai dengan kebutuhanmu. Kamu juga bisa membuat jadwal yang fleksibel dan menyesuaikan dengan kenyamananmu. Yang penting, jalani dengan enjoy dan nikmati prosesnya!

     4. Mencoba resep masakan 

Siapa nih yang hobi save resep masakan dari TikTok atau Instagram, tapi belum pernah coba bikin sendiri? Nah, sekarang adalah momen yang pas untuk mulai bereksperimen di dapur! Kamu bisa mencoba berbagai resep takjil, menu berbuka, atau hidangan sahur yang bikin puasamu semakin semangat.

Bayangkan betapa serunya setiap hari menyajikan menu baru dan meminta feedback dari keluarga atau teman untuk terus meningkatkan keterampilan memasakmu. Selain bikin puasamu lebih berwarna, kegiatan ini juga bisa bikin waktu luangmu lebih produktif.

Menariknya lagi, dengan fokus mencari resep dan inspirasi masakan, kamu juga jadi lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Alih-alih scroll konten yang kurang bermanfaat, kamu bisa mengisinya dengan sesuatu yang lebih positif dan inspiratif!

     5. Mendekorasi ulang kamar atau ruang kerja 

Mendekorasi ulang kamar atau ruang kerja di bulan puasa bisa memberikan suasana baru yang lebih segar dan nyaman. Dengan lingkungan yang lebih rapi dan tertata, kamu akan merasa lebih produktif dan fokus dalam menjalani aktivitas harian, baik saat bekerja, belajar, maupun beribadah.

Selain itu, kegiatan ini juga bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang tanpa terlalu menguras energi. Menata ulang ruang bisa memberikan efek positif bagi mood dan semangat, sehingga hari-harimu selama Ramadhan terasa lebih menyenangkan dan penuh inspirasi.

     6. Membaca buku

Membaca buku di bulan Ramadhan bisa jadi cara seru buat mengisi waktu luang sambil meningkatkan literasi. Daripada scroll media sosial terus, coba deh ambil buku yang sudah lama ingin kamu baca! Nggak cuma bikin lebih produktif, membaca juga bisa jadi cara refreshing yang menenangkan, apalagi kalau kamu memilih buku yang inspiratif atau berkaitan dengan pengembangan diri.

Nah, kalau butuh rekomendasi, Gramedia punya banyak pilihan buku seru buat nemenin kamu selama puasa. Mulai dari buku Islami buat memperdalam pemahaman agama, novel ringan yang bikin hati hangat, sampai buku self-improvement biar makin produktif. Yuk, manfaatkan Ramadhan untuk memperkaya wawasan dan membangun kebiasaan membaca yang lebih konsisten!

Itu dia 6 aktivitas yang bisa Grameds lakuin di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, dan sayang banget kalau dilewatkan tanpa melakukan hal-hal bermanfaat. Mulai dari belajar skill baru, mengeksplorasi hobi, mencoba resep masakan, hingga membaca buku—banyak cara seru untuk tetap produktif sambil menjalani ibadah puasa. Yang penting, pilih aktivitas yang kamu nikmati agar tetap semangat dan tidak terasa berat.

Jadi, jangan biarkan bulan Ramadhan berlalu begitu saja tanpa makna. Manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk berkembang, berbagi, dan mendekatkan diri kepada hal-hal positif. Dengan begitu, bukan hanya pahala yang bertambah, tapi juga ilmu, pengalaman, dan kebiasaan baik yang bisa kamu bawa bahkan setelah Ramadhan usai!