Tidak ada yang salah dengan menonton. Sebagai salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan, menonton dapat menjadi cara yang efektif untuk memperoleh informasi. Banyak pengajar yang memanfaatkan film atau video singkat guna meningkatkan antusiasme siswa serta merangsang diskusi di kelas. Hasilnya, siswa menjadi lebih menikmati proses belajar melalui tontonan, sekaligus mendapatkan kesempatan untuk mendiskusikan hal-hal baru yang didapatkan dari film yang mereka saksikan bersama.
Memang benar, bahwa metode belajar dengan cara menonton dapat meningkatkan antusiasme siswa. Hal ini dibuktikan oleh suatu penelitian yang dilakukan oleh Hansch pada tahun 2015, bahwa pembelajaran berbasis video mampu meningkatkan motivasi dan partisipasi. Namun, penelitian ini juga sekaligus menunjukkan bahwa menonton tidak mendorong tingkat pemikiran yang mendalam seperti membaca.
Penelitian lainnya yang serupa dilakukan oleh Bergdahl, Nouri, dan Fors pada 2020, hasilnya menunjukkan bahwa membaca dapat mengasah keterampilan berpikir yang lebih mendalam serta merangsang imajinasi, sementara video lebih efektif dalam meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa.
Berdasarkan dua penelitian di atas, dapat dilihat bahwa yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh siswa adalah pembelajaran yang mampu mengasah pemikiran kritis, terampil, dan kreatif. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan pemahaman kepada siswa bahwa menonton hanyalah salah satu cara belajar, bukan satu-satunya. Artinya, mereka tetap perlu membaca buku dan menyimak penjelasan guru agar memperoleh pemahaman lebih mendalam, tidak hanya bergantung pada apa yang mereka tonton.
Sayangnya, hal ini tidak terjadi pada anak anak sekolah saja. Bahkan, beberapa orang dewasa pun lebih menyukai memperoleh informasi dari konten audio visual. Aktivitas membaca kini semakin jarang dilakukan, seiring dengan kemajuan teknologi digital yang memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses informasi.
Saat mengonsumsi konten audio visual, otak manusia tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memahami informasi yang diterima. Hal ini disebabkan oleh kombinasi antara elemen visual yang telah dirancang sesuai dengan pesan audio yang disampaikan. Selain itu, penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami membuat pesan lebih cepat diterima oleh berbagai kalangan.
Hadirnya platform media sosial berbasis audio visual seperti Tiktok, Instagram Reels dan Youtube Short, semakin mempermudah masyarakat dalam menerima dan membagikan informasi secara instan. Ditambah lagi, adanya konsep entertaining dari media sosial yang secara tidak langsung mengajak pengguna untuk terlibat aktif dengan konten yang mereka konsumsi, sehingga dapat memberikan efek adiksi atau “kecanduan” pada platform tersebut.
Akibat dari tren ini, minat masyarakat untuk membaca semakin menurun. Padahal, orang dewasa cenderung akan memperoleh manfaat lebih besar dari membaca karena mereka memiliki tingkat literasi yang lebih tinggi dan memungkinkan mereka untuk memahami informasi secara lebih mendalam dan komprehensif (Singer & Alexander, 2017). Selain itu, kemampuan manajemen diri yang lebih baik, memungkinkan mereka mengatur tempo belajar dan lebih fokus dalam memahami materi.
Meski demikian, video tetap dapat menjadi pelengkap dalam proses pembelajaran. Video mampu meningkatkan motivasi serta menyajikan gambaran singkat atau ilustrasi visual yang memperjelas informasi dari teks. Oleh karena itu, akan lebih efektif bagi orang dewasa untuk mengombinasikan kedua metode ini—menggunakan video sebagai pengantar informasi singkat, lalu memperdalam pemahaman dengan membaca literatur yang lebih mendetail.
Jadi, mana yang lebih efektif?
Grameds nggak perlu bingung. Kalian bisa saja menggabungkan keduanya, tergantung pada tujuan pembelajaran. Jika tujuannya adalah meningkatkan motivasi dan memperoleh gambaran umum suatu topik dengan cepat, maka menonton video bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, jika yang diutamakan adalah pemahaman yang lebih mendalam, berpikir kritis, dan retensi jangka panjang, maka membaca jauh lebih efektif. Oleh karena itu, pendekatan terbaik bukanlah memilih salah satu, melainkan mengombinasikan keduanya. Menggunakan video sebagai pengantar yang menarik dan membaca sebagai pendalaman materi akan menghasilkan pembelajaran yang lebih optimal.