Hemat Boleh, Pelit Jangan: Kupas Tuntas Konsep Frugal Living

14 April 2025
Hemat Boleh, Pelit Jangan: Kupas Tuntas Konsep Frugal Living
Frugal Living: Tips hemat tapi tetap menikmati hidup

Akhir-akhir ini, istilah “frugal living” semakin ramai dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Tren ini ramai digaungkan di media sosial seiring dengan rencana pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 12% menjadi 13%. 

Kekhawatiran akan meningkatnya biaya hidup membuat banyak orang mulai meninjau ulang gaya hidup mereka, termasuk bagaimana cara mengelola pengeluaran agar tetap hemat tanpa mengorbankan kualitas hidup. 

Namun, penting untuk memahami bahwa frugal living bukan sekadar soal menekan biaya atau hidup seirit mungkin. Lebih dari itu, frugal living adalah seni mengatur keuangan dengan cerdas—menempatkan nilai lebih pada prioritas hidup, bukan gengsi atau konsumsi berlebihan untuk mencapai kebebasan finansial.

Dalam praktiknya, frugal living bisa berarti memilih memasak sendiri di rumah ketimbang makan di luar, membeli barang berkualitas agar lebih awet, hingga menahan diri dari pembelian impulsif yang tak dibutuhkan. Meski terdengar sederhana, gaya hidup ini menuntut kesadaran dan disiplin tinggi dalam setiap keputusan finansial.

Namun, perlu digarisbawahi bahwa frugal living bukan berarti pelit atau anti sosial. Justru, dengan manajemen keuangan yang lebih sehat, seseorang bisa memiliki ruang lebih untuk menabung, berinvestasi, bahkan berbagi. Jadi, bagaimana kita bisa menerapkan frugal living dalam kehidupan sehari-hari tanpa kehilangan kenyamanan dan kebahagiaan? Mari kita kupas lebih dalam!. 

  1. Menghindari Konsumerisme

Salah satu prinsip utama dalam frugal living adalah menghindari jebakan konsumerisme—gaya hidup yang mendorong kita untuk terus membeli barang demi status sosial atau keinginan sesaat. Frugal living mengajarkan kita untuk lebih sadar sebelum membeli sesuatu: Apakah barang ini benar-benar dibutuhkan? Apakah bisa ditunda atau digantikan dengan alternatif yang lebih hemat?

Dengan menahan diri dari belanja impulsif, kita bisa mengalokasikan uang ke hal-hal yang lebih penting dan bermakna. Buat kamu yang ingin belajar mengenai cara bijak mengalokasikan uang, bisa lihat di sini

     2. Memprioritaskan Kualitas Dibanding Kuantitas

Daripada membeli banyak barang dengan harga murah tapi cepat rusak, prinsip frugal living justru menganjurkan kita untuk berinvestasi pada produk yang berkualitas dan tahan lama. Contohnya, membeli sepatu dengan harga sedikit lebih mahal tapi bisa digunakan selama bertahun-tahun akan jauh lebih efisien dibanding harus membeli sepatu baru setiap beberapa bulan.

Istilah Quality over Quantity juga sering kali digunakan di media sosial sebagai bentuk ajakan agar kita lebih selektif dalam berbelanja. Alih-alih membeli banyak barang tanpa mempertimbangkan kualitasnya, pendekatan ini mendorong perubahan pola pikir—bahwa nilai sebuah barang tidak hanya terletak pada jumlahnya, tapi juga pada daya tahan dan manfaatnya. Kamu bisa mulai membangun pola pikir ini dengan memahami pentingnya kualitas dalam setiap keputusan konsumsi, yang bisa kamu pelajari lebih lanjut di sini.

     3. Membuat Anggaran dan Mencatat Pengeluaran

Penerapan frugal living akan lebih efektif jika disertai dengan pengelolaan keuangan yang terencana. Dengan membuat anggaran bulanan dan mencatat setiap pengeluaran, kita bisa mengetahui ke mana uang kita mengalir. Hal ini membantu mengontrol pengeluaran yang tidak perlu serta membuat kita lebih sadar akan kebiasaan finansial yang perlu diperbaiki. 

     4. Memanfaatkan Kembali dan Melakukan DIY (Do It Yourself)

Alih-alih langsung membeli barang baru, frugal living mendorong kita untuk lebih kreatif—memperbaiki barang yang rusak, mengubah fungsi barang lama, atau bahkan membuat sendiri barang-barang sederhana. Misalnya, mengubah kaleng bekas menjadi pot tanaman, atau menjahit pakaian yang sobek. Selain hemat, aktivitas ini bisa memberi kepuasan tersendiri dan mengasah kreativitas. 

     5. Menikmati Hal Sederhana

Frugal living juga mengajarkan kita untuk menemukan kebahagiaan dari hal-hal sederhana. Jalan-jalan di taman, memasak bersama keluarga, membaca buku favorit, atau piknik murah meriah bisa jadi cara menikmati hidup tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam. Fokusnya adalah pada pengalaman, bukan kemewahan.