Jakarta, 3 November 2025 — Gramedia melalui Penerbit Gramedia Pustaka Utama resmi meluncurkan buku Revolusi karya sejarawan dan penulis ternama asal Belgia, David Van Reybrouck, di Gramedia Jalma pada Senin (3/11). Buku ini menghadirkan kisah perjuangan kemerdekaan Indonesia dalam konteks yang lebih luas: sebagai bagian dari gelombang besar dekolonisasi dunia pasca-Perang Dunia II.
David dalam acara peluncuran menyoroti bagaimana Revolusi menghadirkan sudut pandang baru terhadap perjuangan Indonesia, tidak hanya sebagai narasi nasional, tetapi juga bagian penting dari gelombang besar dekolonisasi dunia setelah Perang Dunia II.
“Indonesia bukan hanya bangsa pertama yang memproklamasikan kemerdekaan setelah Jepang menyerah pada 1945, tetapi juga bangsa yang menyalakan obor kebebasan bagi negara-negara lain,” ujarnya
Selama proses penulisan, Van Reybrouck melakukan riset lintas benua. Ia mewawancarai saksi-saksi terakhir kemerdekaan di berbagai pelosok Indonesia, dari panti wreda, desa pegunungan, hingga pulau terpencil, serta menelusuri jejak sejarah ke Jepang, Nepal, dan Belanda. Pendekatan jurnalistiknya menghasilkan narasi yang memadukan fakta sejarah, kesaksian personal, dan konteks geopolitik global.
Sesi dokumentasi saat acara peluncuran buku Revolusi di Gramedia Jalma.
“Van Reybrouck berhasil menulis sejarah Indonesia dengan cara yang hidup dan mendunia. Ia menghubungkan perjuangan kemerdekaan kita dengan konteks internasional yang jarang disentuh oleh sejarawan Barat,” ujar Andi Tarigan, Chief Editor Gramedia Pustaka Utama.
Melalui perilisan Revolusi, Gramedia berharap karya ini menjadi jembatan bagi pembaca untuk memahami peran besar Indonesia dalam membentuk wajah dunia modern. Buku Revolusi kini tersedia di seluruh toko Gramedia dan dapat dibeli secara daring melalui Gramedia.com.
