Kendal, 15 Maret 2024 — Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU Tiongkok) yang akan lakukan agenda keliling Nusantara selama bulan Ramadhan, jadikan Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo Kendal sebagai kick off dimulainya Roadshow dan Seminar tentang Santri Indonesia di Tiongkok. Pada hari Jum'at (8-3-2024), bertempat di GOR Darussalam PP Darul Amanah Kendal.
Dalam roadshow PCI NU Tiongkok ini disampaikan informasi tentang studi, beasiswa dan peluang lainnya di Tiongkok untuk para santri atau masyarakat Indonesia.
Kemudian juga diberikan gambaran tentang kehidupan, pengalaman santri dan Islam di Tiongkok. Memberikan perspektif tentang Tiongkok secara budaya, ekonomi dan sosial. Serta berpartisipasi dalam mendukung dan penguatan hubungan bilateral Indonesia dan Tiongkok di level masyarakat.
Terdapat 6 lokasi yang akan menjadi tempat seminar dari PCI NU Tiongkok yang telah diagendakan. Setelah agenda di PP Darul Amanah Sukorejo Kendal, agenda selanjutnya ke Kampus UIN Ar Raniry Banda Aceh (19/3), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (20/3), Universitas Nahdlatul Ulama (UNU); Pontianak Kalimantan Barat (22/3), IAI PADHAKU; Indramayu Jawa Barat (26/3), dan yang terakhir di UNU; Mataram NTB (28/3).
Dalam kesempatan ini Rois Syuriah PCI NU Tiongkok Kiai Ahmad Syaifuddin Zuhri yang menjadi pemateri mengatakan bahwa disana kita lebih menggunakan metode Dakwah Bil Hal.
"Di negeri Tiongkok, kita kegiatan dakwah lebih mengutamakan kemampuan kreativitas perilaku da'i secara luas atau yang dikenal dengan action, approach atau perbuatan nyata dengan perilaku sehari-hari," ucap Kiai Zuhri.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, bahwa untuk menjadi imam masjid itu tidak sembarangan orang. Selain mereka itu benar-benar orang pondok mereka itu harus diverifikasi oleh instansi disana. Dan mereka digaji oleh negara Tiongkok. Tidak dibayangkan bahwa negara yang notabene komunis menggaji seorang muslim yang jadi imam masjid.
Dakwahnya santri itu seperti begini, kita masuk kerja ke perusahaan Tiongkok. Harus ada yang mengatakan kepada bosnya bahwa disini jam 12 siang butuh istirahat untuk melakukan ibadah sholat dan lainnya. Mereka itu kebanyakan atheis, kalau tidak ada yang menyampaikan itu tidak tahu, lanjutnya.
"Harapan dari PCI NU Tiongkok adalah agar semakin banyak santri yang juga menimba ilmu disana. Yang sedang populer di negara Tiongkok itu maju dalam soal engineering dan ITnya. Beasiswa disana tidak ada ikatan selanjutnya, artinya begitu kita lulus justru disarankan untuk pulang dan berkontribusi di negaranya sendiri," lanjutnya.
Antusiasme peserta dapat dilihat dari jumlahnya yang mencapai lebih dari 1000 peserta yang didominasi oleh kalangan santri. Terlebih ketika sesi tanya-jawab dengan narasumber dan pameran foto-foto Islam dan kegiatan NU di Tiongkok.
Salah satu santri Habibah Nabila asal Semarang mengatakan jika selama ini dia maupun dari teman-temannya soal Tiongkok pemahaman masih nol kini dengan datangnya narasumber seorang santri yang menimba ilmu di sana menjadikan lebih banyak rasa keingintahuannya hingga kelak semoga bisa mendapatkan kesempatan beasiswa kesana.
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Amanah Kendal KH Mas'ud Abdul Qodir mengapresiasi dari peran santri di Tiongkok
"Dengan datangnya santri ke pondok ini yang 8 tahun menimba ilmu di negeri Tiongkok ini, mudah-mudahan dapat menginspirasi santri dari kami untuk meneruskan studi ke Tiongkok. Mungkin kita tahu ada info beasiswa, tapi alur untuk masuk kesana itu yang perlu diperhatikan dan dicatat," ucap Kiai Mas'ud.
Untuk mendapatkan ilmu itu mahal, nah datangnya informasi beasiswa seperti ini perlu disebarluaskan. Terlebih kita juga ikut berperan serta memperkuat hubungan bilateral dua negara antara Indonesia dengan Tiongkok, pungkas Kiai Mas'ud.