Kota Padang, yang dikenal sebagai Kota Bingkuang, dengan pesisir yang memesona, jejak sejarah panjang di tepian Samudra Hindia, serta kekayaan budaya Minangkabau yang terus hidup dalam keseharian, selalu menjadi ruang yang subur bagi ide dan perjumpaan. Di tengah semarak masyarakat dan pesona khas kota yang penuh cerita, tahun ini Padang menjadi tuan rumah Pesta Literasi Indonesia 2025. Mengusung tema Cerita Khatulistiwa, kita diajak merayakan kisah-kisah dari ranah Minang dan mendengarkan pengalaman yang membentuk wajah Indonesia hari ini.
Bekerja sama dengan Buku Bacarito, Pesta Literasi Indonesia mengajak kita yang tinggal di Padang dan sekitarnya untuk berpesta bersama.
Poster resmi Pesta Literasi Indonesia 2025 di Padang.
Membaca Nyaring & Bookish Play
- Hari/Tanggal : Minggu, 28 September 2025
- Pukul : 10.00-12.00 WIB
- Tempat : Taman Budaya Sumatera Barat
- Alamat : Jl. Diponegoro 31, Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat
- Narasumber : Komunitas Sumbar Membacakan Nyaring
Menenun Helaian Rasa Menjadi Lembaran Kisah
- Hari/Tanggal : Minggu, 28 September 2025
- Pukul : 13.00-15.30 WIB
- Tempat : Taman Budaya Sumatera Barat
- Alamat : Jl. Diponegoro 31, Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat
- Narasumber : Rintik Sedu, A. Fuadi, Fatris MF
- Moderator : Fahma Furqani
Diskusi ini akan mengulik kekuatan bercerita (storytelling) sebagai sarana untuk menyampaikan ide, emosi, dan nilai hidup. Ahmad Fuadi akan membagikan pengalamannya merangkai kisah inspiratif yang lahir dari realitas sosial dan pendidikan. Rintik Sedu (Tsana) akan menghadirkan perspektif tentang cerita personal yang dekat dengan keseharian dan resonan dengan generasi muda. Sementara itu, perwakilan komunitas literasi di Padang akan menyoroti bagaimana tradisi bercerita dihidupkan di ruang-ruang komunitas agar tetap relevan di era digital.
Penampilan Tari Piring
- Hari/Tanggal : Minggu, 28 September 2025
- Pukul : 15.30-16.00 WIB
- Tempat : Taman Budaya Sumatera Barat
- Alamat : Jl. Diponegoro 31, Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat
Profil Pengisi Acara
Rintik Sedu
Tsana adalah penulis yang memulai karyanya pada 2015 dengan membuat Rintik Sedu sebagai nama pena sekaligus ruangnya berkarya. Ia aktif berbagi cerita melalui siniar dan blognya: rintiksedu.com. Buku-buku yang ia tulis yaitu Geez & Ann (2017), Kata (2018), Buku Minta Dibanting (2020), Buku Minta Disayang (2021), dan Pukul Setengah Lima (2023).
A. Fuadi
Ahmad Fuadi merupakan seorang penulis, jurnalis, pembicara publik, dan dosen paruh waktu. Ia telah menulis 16 buku, baik fiksi maupun nonfiksi. Novel pertamanya, Negeri 5 Menara (2009), telah dicetak sebanyak 400.000 eksemplar dan diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan judul The Land of Five Towers. Buku-buku lain dalam trilogi tersebut yaitu Ranah 3 Warna (2011) dan Rantau 1 Muara (2013). Novel Buya Hamka (2021) juga merupakan salah satu karyanya yang diadaptasi menjadi film pada 2023 dan 2024.
Fatris MF
Fatris MF adalah jurnalis lepas yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) serta peneliti dan penulis perjalanan yang mengkhususkan diri pada liputan lingkungan, budaya, dan masyarakat adat. Ia telah menulis tujuh buku yang mengeksplorasi dampak kolonialisme, konsekuensi budaya, dan spiritualitas kuno di Indonesia. Sebagian besar karyanya, yang memiliki komponen politik dan sosial yang kuat, dipublikasikan di beberapa media seperti Mare, Currier International France, Majalah Tempo, DestinAsian Indonesia, National Geographic Indonesia, Marie Clair Magazine, Republika, dan Kumparan.com. Salah satu bukunya, The Banda Journal, memenangkan Photobook of The Year 2021, Paris Photo-Aperture Foundation, dan terpilih sebagai 20 Best Photobook of TIME tahun 2021.
Fahma Furqani
Fahma kembali ke Padang setelah kurang lebih delapan tahun menempuh pendidikan di Malang dan Bandung. Kerinduannya akan ruang bertumbuh anak muda di Sumatra Barat terjawab lewat pertemuannya dengan komunitas @bukubacarito yang terus menghidupkan semangat literasi pemuda Sumatra Barat. Kemudian, pengalaman itu ia bawa ke ruang kelas, tempatnya mengajar sebagai dosen Teknik Sipil di Universitas Adzkia. Di sana, ia mendorong mahasiswa untuk membiasakan membaca dan berpikir kritis di tengah gempuran AI, salah satunya melalui #14DaysReadingBooksChallenge pada mata kuliah Manajemen Diri. Saat ini, Fahma juga menekuni riset mitigasi banjir dan genangan perkotaan yang erat kaitannya dengan partisipasi masyarakat dan literasi pengelolaan sampah.
Seru, kan? Jangan lupa catat tanggalnya, ya. Yuk, kita berkumpul, berbagi pengalaman, dan berpesta bersama. Sampai ketemu!