Rayakan Akhir Pekan dengan Pesta Literasi Indonesia 2025 di Pontianak!

22 September 2025
Rayakan Akhir Pekan dengan Pesta Literasi Indonesia 2025 di Pontianak!
Deretan wajah spesial yang siap rayakan Pesta Literasi Indonesia 2025.

Kota Pontianak, yang dikenal sebagai Kota Khatulistiwa, dengan denyut kehidupan di tepian Sungai Kapuas, sejarah perdagangan yang panjang, serta keberagaman budaya yang hidup berdampingan, selalu menjadi ruang yang kaya bagi perjumpaan dan cerita. Di tengah hangatnya masyarakat dan pesona khas kota di garis nol derajat, tahun ini Pontianak menjadi tuan rumah Pesta Literasi Indonesia 2025. Mengusung tema Cerita Khatulistiwa, kita diajak merayakan kisah-kisah yang lahir dari lintang khatulistiwa dan mendengarkan pengalaman yang membentuk wajah Indonesia hari ini.

Bekerja sama dengan Suara Literasi Membara, Pesta Literasi Indonesia mengajak kita yang tinggal di Pontianak dan sekitarnya untuk berpesta bersama.

Poster resmi Pesta Literasi Indonesia 2025 di Pontianak.

Lomba Mewarnai

  • Hari/Tanggal : Minggu, 28 September 2025
  • Pukul  : 09.30-12.00 WIB
  • Tempat : Rumah Radakng


Kata-Kata dari Garis Tengah Bumi

  • Hari/Tanggal : Minggu, 28 September 2025
  • Pukul  : 09.00-12.00 WIB
  • Tempat : Rumah Radakng
  • Narasumber : M. Aan Mansyur, Cicilia Oday, Adi Ekatama, Abroorza Ahmad Yusra
  • Moderator : Afiyah Sephi Marshanda


Membaca bukan sekadar kegiatan memahami kata-kata, melainkan senjata sunyi yang dapat mengasah kesadaran dan perlawanan. Dari membaca, manusia belajar menyingkap wajah asli ketamakan yang merusak tatanan, menolak terjebak dalam kebodohan yang diwariskan tanpa kritik, serta memahami kerusakan alam agar lahir keberanian untuk menjaganya. Membaca juga menumbuhkan empati yang melawan rasa ketidakpedulian, menyiapkan argumen untuk menghadapi pemerintahan yang bobrok, hingga memberi suara kepada mereka yang bisu dalam menghadapi genosida. Dengan demikian, setiap halaman yang terbaca adalah peluru pengetahuan, yang mampu meruntuhkan penindasan sekaligus menyalakan api keberanian untuk melawan.


Pemutaran Film Pendek 

  • Tak Ada yang Gila di Kota Ini : 12.30–12.55 WIB
  • Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan : 12.55–13.10 WIB


Ruang Apresiasi Sastra, Tundang SMPN 22 Pontianak, Tarian Sanggar Seni Bougenville & Sanggar Andari 

  • Hari/Tanggal : Minggu, 28 September 2025
  • Pukul  : 13.00-15.00 WIB
  • Tempat : Rumah Radakng


Music Performance oleh Manjakani

  • Hari/Tanggal : Minggu, 28 September 2025
  • Pukul  : 15.00-16.00 WIB
  • Tempat : Rumah Radakng

Profil Pengisi Acara

M. Aan Mansyur

M. Aan Mansyur adalah penulis yang menyukai fotografi. Ia tinggal di Maros, Sulawesi Selatan. Beberapa bukunya antara lain Melihat Api Bekerja (2015), Tidak Ada New York Hari Ini (2016), Waktu yang Tepat untuk Melupakan Waktu (2021), dan Memasihkan yang Pernah (2023). Buku puisinya, Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau (2020), memenangkan penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2021 dan Anugerah Sastra Kemendikbudristek 2021. Buku puisinya yang terbaru berjudul Bahasa Pohon-Pohon Tumbang (2025). Kini ia bekerja sebagai Direktur Makassar International Writers Festival.


Cicilia Oday

Cicilia Oday merupakan seorang penulis novel dan cerpen. Ia telah menerbitkan tiga buku. Novelnya yang berjudul Duri dan Kutuk memenangkan Kusala Sastra Khatulistiwa 2025. Saat ini, Cicilia Oday bekerja sebagai pengajar di sekolah menengah dan berdomisili di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara.


Adi Ekatama

Adi Ekatama saat ini adalah pengurus divisi Penerbitan dan Edukasi Gramedia, dengan tanggung jawab atas operasional bisnis penerbitan dan edukasi. Sejak bergabung di unit ini, ia menginisiasi sejumlah program, di antaranya pengembangan konsep baru toko Gramedia dengan hadirnya Gramedia Jalma dan Makarya, serta pendirian Sekolah Murid Merdeka yang berlokasi di beberapa toko Gramedia. Sebelumnya, ia berperan dalam memimpin transformasi digital Gramedia. Di luar dunia penerbitan, ia aktif di industri film sebagai produser. Ia telah memproduseri satu film pendek dan dua film panjang yang memperoleh berbagai penghargaan dari festival film, baik di tingkat nasional maupun internasional. Film terbarunya berjudul Para Perasuk.


Abroorza Ahmad Yusra

Abroorza adalah penulis dan aktivis khususnya tentang isu-isu sosial, budaya, sastra, dan konservasi lingkungan. Ia berpengalaman bekerja dengan LSM yang berfokus pada kegiatan konservasi dan pembangunan sosial. Ia telah menerbitkan beberapa buku, baik secara independen maupun kolaboratif. Novelnya yang berjudul Danum diterbitkan pertama kali di Enggang Media, Pontianak, dan diterbitkan kembali oleh Rua Aksara Yogyakarta pada 2023. Dalam novel Danum, Abroorza banyak mengulik persoalan konsensi sawit yang dihadapi rakyat.


Afiyah Sephi Marshanda

Ia bergabung dengan Forum Lingkar Pena Kalimantan Barat pada 2012 dan menjadi pendiri sekaligus ketua dari Komunitas Suara Literasi Membara (Setara). Karyanya tersebar di berbagai media cetak lokal dan antologi. Karya terbarunya adalah buku cerita anak berjudul Rumah Baru Untuk Bubu (2024) yang membahas isu kebakaran hutan dalam sudut pandang fauna endemik Kalimantan Barat. Cerita anak bergambar ini terjaring dalam sayembara cerita anak Balai Bahasa Kalimantan Barat.


Seru, kan? Jangan lupa catat tanggalnya, ya. Yuk, kita berkumpul, berbagi pengalaman, dan berpesta bersama. Sampai ketemu!