#AuthorSpotlight — Brian Khrisna, penulis asal Bandung yang layak disebut sebagai salah satu national treasures. Bagaimana tidak, kamu pasti akan menemukan karya-karya apiknya di jajaran rak Best Seller di toko buku seluruh Indonesia. Salah satunya adalah Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati, yang masih bertahan di peringkat pertama daftar buku Best Seller meski telah dirilis sejak Februari lalu.
Meski cintanya pada dunia kepenulisan tidak pernah pudar, perjuangan Brian Khrisna mencapai impiannya menjadi penulis tidak selalu mulus. Brian Khrisna telah mulai menulis sejak lama—puisi, cerpen, prosa—semuanya menjadi ruang untuk menuangkan isi kepala dan hatinya.
Berawal dari menulis untuk mading sekolah, karyanya mulai dikenal lewat Tumblr yang saat itu sedang populer, hingga akhirnya merilis karya pertamanya—Merayakan Kehilangan pada 2016. Karya-karya jenius Brian juga kerap menghadapi berbagai penolakan dari penerbit, membuatnya ragu melanjutkan karir sebagai penulis.
“Kalau mau jadi penulis, cukup harus banyak membaca. Membaca apa saja.”-Brian Khrisna
Karya-karya Brian Khrisna dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia berkat gaya penulisannya yang ringan, meski cerita yang bermakna dalam. Brian menuturkan bahwa novel-novel yang dibuatnya memang bertujuan agar anak muda bisa membaca dan memahami dengan mudah, terlepas dari seberat apapun isi cerita tersebut. Dengan beragam karya yang dihasilkan, berikut tiga novel populer Brian Khrisna dan kisah di balik penulisannya.
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati
Berkisah tentang seseorang yang mengalami depresi berat, novel ini menjadi novel pertama yang ditulis Brian berdasarkan permintaan dari temannya. Brian mengaku buku ini ditulis setelah mewawancarai tiga orang yang mengidap depresi, dua psikiater, dan satu psikolog. Berjumlah 216 halaman, novel ini sengaja dibuat tipis agar mudah dibaca, terutama bagi mereka yang mengalami depresi dan kesulitan untuk fokus.
Brian berharap novel ini dapat menginspirasi pembaca untuk memperlakukan orang-orang yang sedang bersedih dengan lebih baik lagi—bahwa kesedihan itu valid. Sejak perilisannya di awal tahun, novel ini telah mencapai cetak ulang ke-50—menunjukkan besarnya antusiasme dan cinta dari para pembaca. Buku cetakan ke-50 ini dilengkapi dengan ilustrasi berwarna sehingga cerita dan karakternya menjadi lebih hidup.
Sisi Tergelap Surga
Sisi Tergelap Surga merupakan karya dari pengalaman hidup Brian sebagai anak jalanan. Sempat ditolak di berbagai penerbit, Sisi Tergelap Surga menemukan rumahnya di penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU) dan membuktikan kualitasnya dengan menambah koleksi novel Best Seller milik Brian Khrisna.
Hidup sebagai anak dari pemilik warung nasi di pinggir jalan, Brian mengamati dan berinteraksi dengan manusia dari berbagai kalangan. Novel ini mengajak pembaca menelusuri perkampungan kota kecil di bawah kemegahan kota Jakarta. Berisikan 18 karakter yang Brian kerap sebut sebagai “manusia spasi”, manusia yang tidak pernah dilihat tetapi memegang peran penting dalam masyarakat.
Lewat novel ini, ia berharap dapat menumbuhkan rasa empati pembaca terhadap siapa pun. Selalu memanusiakan manusia, apapun kisahnya.
23:59
Ketika membaca 23:59, kamu akan dibawa dalam perjalanan rollercoaster emosi—di satu halaman menggelitik perut, tetapi halaman berikutnya pipi telah banjir air mata. Mengisahkan Ami, yang ditinggalkan orang tersayang, lalu secara tak terduga diberi Tuhan kesempatan untuk bertemu kembali. Dengan perasaan yang belum usai, Ami berusaha merelakan walau langkah terasa berat.
Sempat dirilis pada 2023, 23:59 melakukan perilisan ulang dengan penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo) pada Juli lalu. Cetakan terbaru ini menghadirkan desain sampul buku terbaru serta ilustrasi yang menyempurnakan cerita apik dari Brian Khrisna. Untuk merasakan langsung bagaimana Brian akan membawamu ke dunia bukunya, cetakan terbaru 23:59 dapat kamu temukan di gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat.
Brian Khrisna telah menghasilkan 11 karya legendaris, menjadikannya menjadi salah satu penulis favorit para pembaca. Ahli mengangkat topik berat tetapi tetap relevan dengan kehidupan sehari-hari, karya-karyanya selalu terasa dekat di hati masyarakat. Mau tau lebih banyak penulis lokal favoritmu? Jangan lupa untuk ikuti @gwrf.id di Instagram.