Innovation, Transformed.

Bersama Gramedia, menginspirasi Indonesia menuju masa depan yang cemerlang.

Who we are?

Gramedia berdiri pada tahun 1970, PT Gramedia Asri Media atau kerap dikenal menjadi Toko Gramedia merupakan salah satu unit bisnis strategis di bawah Kompas Gramedia Group.
55 Tahun
#TumbuhBersama masyarakat
3513 Pegawai
Di seluruh Indonesia
1700+ Buku
Tercetak di Indonesia selama tahun 2024
1000+ Events
Berhasil dilaksanakan
Temukan kisah dan perjalanan kami disini!

Terus berkembang melampaui batas, membentuk masa depan yang lebih cerah melalui brand.

PT Gramedia Asri Media atau Toko Gramedia merupakan salah satu unit bisnis strategis di bawah Kompas Gramedia Group yang berfokus pada bisnis ritel dengan buku, alat tulis, produk non-books sebagai produk utamanya. Selain itu, Gramedia juga bergerak di bidang pendidikan untuk kemajuan pengetahuan di nusantara.
Pelajari lebih lanjut tentang brand

Testimonials

Apa kata mereka tentang Gramedia?
Dr. Andreas
“Senang bisa collab dengan Penerbit Gramedia, karena bisa nerima ide-ide yang unik dari penulisnya!”
Dr. Andreas, Penulis
Brian Khrisna
“Sejak kecil, saya suka banget dateng ke Gramedia dan saya termotivasi kalo suatu saat buku saya harus ada di Gramedia, dan akhirnya bisa nerbitin buku di Gramedia.”
Brian Khrisna, Penulis
Yoyok
“Promexx sudah menjalin kerjasama dengan Gramedia lebih dari 20 tahun, dan selama menjalin kemitraan kedua belah pihak mendapat benefit yang bagus.”
Yoyok, Mitra Gramedia

Latest updates

See all
Fenomena Quiet Quitting di Kalangan Gen-Z, Apa Artinya?
11 July 2025

Fenomena Quiet Quitting di Kalangan Gen-Z, Apa Artinya?

Istilah yang populer beberapa tahun lalu, kembali digunakan dan menjadi perbincangan akhir-akhir ini. Quiet quitting diprediksi mulai populer setelah masa Covid-19 dan ‘Great Resignation’ atau ‘Gelombang Pengunduran Diri Massal’ yang terjadi 2021 silam.

Quite quitting juga dipercaya sebagai gerakan kontras dari trend hustle culture. Kenapa bisa diartikan sebagai kontras? Memangnya quite quitting memiliki makna apa? 

Pahami arti dari quite quitting dengan penjelasan di bawah ini, yuk!


Pengertian Quiet Quitting 

Quiet quitting menggambarkan kondisi ketika karyawan hanya menjalankan tugas sesuai dengan yang tercantum dalam perjanjian kerja. Mereka cenderung mengabaikan tanggung jawab tambahan yang tidak dibayar.

Seperti yang disebutkan oleh Harvard Business Review, karyawan tidak lagi memberikan usaha dan energi yang lebih (beyond and above). Karyawan sebenarnya masih mengerjakan tugas utamanya, hanya saja tidak memenuhi ekspektasi perusahaan. Ekspektasi ini dapat berupa kegiatan setelah jam kerja bersama karyawan lain, datang lebih cepat, meluangkan waktu di luar jam kerja, menunjukkan inisiatif, dan lain sebagainya. 


Alasan terjadinya fenomena quite quitting

Kepopuleran istilah quite quitting terjadi bukan tanpa sebab, istilah ini muncul sebagai respons atas berbagai kecemasan yang dialami oleh para pekerja—terutama Gen Z yang dikenal berani untuk tidak terpaku pada status quo. Apa saja faktor di balik munculnya quite quitting?

Stres akibat luapan pekerjaan, salah satu faktor pendorong quite quitting.


Tidak adanya tujuan karier yang jelas
Untuk bantu mengarahkan jalan karier yang jelas, perlu penetapan tujuan yang jelas. Tujuan ini juga mencakup langkah-langkah yang perlu kita ambil untuk mencapainya. Misalnya, jika seseorang ingin menjadi editor, membangun pengalaman dengan menulis artikel kecil bisa menjadi langkah awal yang penting. Dengan tujuan ini, seseorang akan termotivasi untuk terus melangkah menuju puncak tujuan yang diharapkan.


Tidak adanya apresiasi dari perusahaan
Perusahaan, khususnya atasan—seperti manajer—perlu untuk mengapresiasi kinerja karyawannya. Terkadang, ucapan “kerja bagus” yang sederhana sudah cukup untuk membuat karyawan merasa dihargai. Bayangkan kamu telah menorehkan darah, keringat, dan air matamu ke suatu tugas, tetapi tidak mendapatkan balasan apa-apa—tanpa hasil, tanpa ucapan terima kasih, tanpa arti.


Dorongan menerapkan work-life balance
Salah satu tren yang sedang dibicarakan akhir-akhir ini menjadi salah satu pendorong fenomena quite quitting. Quiet quitting dipercaya mendatangkan efek positif dengan menciptakan keseimbangan antara dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Quite quitting memberikan batasan yang jelas kapan seseorang harus profesional dan personal.


Khawatir akan kompetisi kerja 
Tak sedikit juga orang yang terpaksa menerapkan quite quitting, biasanya mereka merupakan pribadi yang sudah jenuh dengan pekerjaannya tetapi terlalu takut untuk resign dan tidak dapat pekerjaan baru, mengingat ketatnya lapangan pekerjaan di Indonesia saat ini. 


Tekanan mental dari dalam diri 
Faktor lainnya berkaitan dengan kesehatan mental, seperti stres, depresi, ataupun burn out. Tekanan mental ini dapat menyebabkan kejenuhan dalam bekerja, hingga akhirnya seseorang memilih untuk tidak lagi menghabiskan terlalu banyak energi demi menjaga kesehatan mentalnya.


Quite quitting sebenarnya positif atau negatif? 

Seperti tren lain, quite quitting menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Ada yang menganggap quite quitters—sebutan untuk mereka yang menerapkan quite quitting—hanya membuang-buang waktu. Menurut mereka, quite quitting mencerminkan sikap yang enggan mengambil risiko—bekerja hanya karena kewajiban, tidak ada ilmu dan pengalaman baru yang didapat.

Seperti yang diungkapkan Michael Timmes, HR Specialist di Insperity, lewat CNBC bahwa quite quitting juga dapat berdampak negatif bagi individu, seperti kekurangan motivasi, kurangnya perkembangan diri, dan kurangnya kemampuan untuk bekerja dalam tim. Terlebih, tren ini dapat menyebabkan kecemburuan dalam lingkungan kerja karena muncul anggapan bahwa sebagian orang tidak bekerja sekeras yang lain.

Menyeimbangkan dunia kerja dan kehidupan pribadi bantu menjaga kesehatan mental.

Tidak sedikit juga yang menganggap quite quitting justru berdampak positif, terutama dalam kesehatan mental. Menerapkan quite quitting bukan sebatas tidak ingin mendapatkan ilmu lebih, justru seseorang bisa memilih untuk mendapatkan ilmu dari tempat atau hal lain di luar pekerjaannya. Quite quitting menciptakan work-life balance, pola hidup yang diidam-idamkan oleh banyak orang.

Carrie Bulger, profesor Psikologi di Quinnipiac menyatakan bahwa para quite quitters paham bekerja bukan lah segalanya, mereka membagi energi, usaha, dan waktu mereka di area lain dalam kehidupan mereka. Carrie percaya quite quitting mendatang work-life balance, yang tidak hanya bermanfaat untuk perawatan diri, tetapi juga di area lain seperti menjadi lebih fokus dan produktif.

Zero To Hero, Ini Cara Membangun Personal Branding yang Bikin Karier Melesat
10 July 2025

Zero To Hero, Ini Cara Membangun Personal Branding yang Bikin Karier Melesat

Di era serba digital ini, personal branding sudah menjadi salah satu aspek penting yang diperhatikan HR. Personal branding bukan sebagai ajang pamer, tapi strategi untuk membuka peluang besar bagi kita. Simak dan terapkan tips ini agar kamu makin dilirik!

Singkat tapi padat, ini arti dari Personal Branding 

Istilah personal branding sudah tidak asing lagi di telinga orang-orang, tetapi maknanya belum tentu banyak yang tahu. Singkatnya, personal branding berarti bagaimana kita ingin dipandang di mata orang, identitas seperti apa yang ingin kita tunjukkan ke orang umum. Lebih dalam, personal branding dapat membantu untuk mengetahui kontribusi yang bisa kita beri untuk masyarakat.  Terdapat berbagai aspek penting dalam membangun personal branding, seperti keahlian, kepribadian, karakter, dan keunikan seseorang.

Kenapa personal branding penting?

Personal branding di era ini sangat penting untuk diperhatikan, terutama karena manfaat besar yang dapat diberikannya. Beberapa manfaat personal branding bagi seseorang antara lain:

  • Memberikan peluang lebih luas;
  • Memperluas jaringan pertemanan;
  • Membentuk kredibilitas dan kepercayaan orang-orang;
  • Upaya untuk stand out dari yang lain.

Cara jitu membangun personal branding

Sudah paham pentingnya personal branding? Sekarang, mari kita bangun sedikit demi sedikit personal branding mulai dari hal-hal berikut:

  • Kenali diri sendiri
    Tahap pertama ini bisa jadi tahap yang paling sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Terjun ke dalam diri dan ajukan pertanyaan-pertanyaan mendalam untuk menemukan benang merah dalam perjalananmu. Temukan hal yang kamu sukai—entah itu fotografi, menulis, atau menggambar. Yang paling penting, kenali kelebihan dan kekuranganmu, apa yang menjadi potensimu dan apa yang belum kamu kuasai. Dengan hanya memahami dua hal tersebut, kamu bisa mulai merangkai benang merah dan menemukan keunikan yang selama ini tersembunyi.
  • Tentukan target audiens 
    Menentukan target audiens penting untuk mengarahkan pembangunan personal branding-mu. Audiens ini bisa berupa perusahaan, komunitas, individu seperti freelancer, atau bahkan khalayak umum.
  • Mulai buat portofolio
    Bekalmu sudah siap, sekarang saatnya praktik! Mulai buat portofolio lewat media sosial atau dalam bentuk presentasi sederhana untuk dikirim ke target audiens. Portofolio menjadi panduan untuk orang lain melihat siapa dirimu, apa yang telah kamu capai, dan ke mana kamu ingin melangkah.
  • Perluas relasi
    Personal branding dapat memberikanmu dua hal penting: membuka peluang relasi baru, sekaligus mendorongmu untuk memperluas relasi yang sudah ada. Perluas relasi sebelum atau saat membangun personal branding dapat menyempurnakan branding-mu agar lebih cepat dikenal dan peluang untuk mencapai target pun semakin besar. 
  • Konsistensi 
    Hal sulit tetapi mungkin dilakukan adalah konsisten. Saat portofolio mu mulai terbentuk, teruslah perbarui tiap mendapatkan pengalaman dan penghargaan baru. Dengan begitu, target audiens akan melihatmu sebagai pribadi yang konsisten dan memiliki passion yang kuat di bidangmu.

Personal branding di media digital

Dilansir dari GoodStats, menurut Komdigi jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 221 juta orang, atau sekitar 79,5% dari keseluruhan populasi. Maraknya penggunaan internet juga turut mendorong masyarakat beradaptasi dengan dunia digital. Salah satunya lewat personal branding. Zaman sekarang, personal branding tidak berbatas dengan penampilan dan cara komunikasi tatap muka. Namun, kita diberi kesempatan lebih untuk menunjukkan kemampuan kita lewat internet. Beberapa media sosial yang cocok untuk mengembangkan personal branding adalah:

  • Instagram
    Instagram menjadi pilihan utama banyak orang ketika membangun personal branding-nya. Dengan berbagai format konten yang dapat diunggah—seperti video dan foto—membuat aplikasi ini cocok digunakan oleh siapa saja, dari berbagai latar belakang dan bidang.
  • TikTok
    Dengan format utama berupa video pendek, aplikasi ini sangat cocok untuk kamu yang ingin menonjolkan personal branding di bidang kreatif.
  • Linkedin 
    Aplikasi khusus untuk pencari kerja ini menjadi salah satu media sosial yang efektif untuk menonjolkan personal branding. Bersifat formal, aplikasi ini memungkinkan kamu membagikan pengalaman, pencapaian, serta penghargaan yang telah kamu raih secara profesional.

Agar lebih paham dengan konsep personal branding, kamu bisa membaca buku populer karya Donald Miller berjudul “Building A Story Brand”. Walaupun dikhususkan untuk mereka yang terjun di dunia marketing, kamu tetap dapat memetik banyak hal terkait personal branding dari buku ini. Tak perlu khawatir karena kamu dapat menemukan buku ini di Gramedia terdekat di lokasimu. Karena sejatinya, bukan hanya merek saja yang perlu untuk di-branding, diri kita pun penting untuk dikenali dengan cara yang tepat.

Membaca untuk Anak: Cara Menanamkan Cinta Buku Sejak Dini
09 July 2025

Membaca untuk Anak: Cara Menanamkan Cinta Buku Sejak Dini

Buku adalah jendela dunia,’ kutipan tersebut benar adanya. Dengan membaca, kita mendapatkan berbagai hal baru; ilmu, pandangan, bahkan pengalaman baru. Membaca sejak dini terbukti melatih berbagai kemampuan, termasuk kemampuan kognitif. Riset terbaru dari artikel yang dikutip oleh Kompas berjudul “Membaca saat kanak-kanak meningkatkan kognisi dan kesehatan mental di masa remaja” menunjukkan bahwa remaja yang terbiasa membaca sejak dini cenderung memiliki skor tes kognitif lebih tinggi.        

Orang tua juga dapat mempererat hubungan dengan anak lewat membaca bersama. Kegiatan ini  membuat anak merasa didengar, meningkatkan komunikasi, serta meningkatkan kemampuan sosialnya. Namun, bagaimana cara mengajarkan anak mencintai dunia literasi? Simak caranya! 

  • Kenalkan anak dengan buku
    Beri anak berbagai jenis dan genre buku, perkenalkan mereka dengan buku sebanyak-banyaknya. Perkenalan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca buku sebelum tidur atau membacanya bersama. Saat anak sudah mulai tumbuh, ajak untuk berdiskusi setelah membaca buku tertentu.   

  • Membaca dengan interaktif bersama anak  
    Agar momen membaca jadi lebih menyenangkan, ajak anak berinteraksi selama membaca. Sekadar bertanya hal kecil mengenai alur cerita, pendapatnya, apapun yang dapat memantik rasa keingintahuan anak. Gunakan juga buku-buku interaktif seperti buku pop-up, buku dengan suara, atau buku bergambar yang bisa disentuh agar anak semakin tertarik. 

  • Ajak membaca lewat bermain
    Medium untuk membaca interaktif lain dapat berupa mainan edukatif. Pilih lah mainan edukatif yang dapat meningkatkan literasi sang anak, board game ringan atau balok alfabet dapat menjadi pilihan yang tepat. Kegiatan ini jadi paket lengkap, menumbuhkan minat baca, menyenangkan bagi anak, sekaligus memperdalam hubungan dengan orang tua.

  • Menjadi contoh untuk anak
    Anak-anak cenderung akan mengikuti manusia dewasa yang dilihat di sekitarnya. Maka dari itu, orang tua perlu menunjukkan kecintaannya terhadap membaca di hadapan anak. Perlahan tapi pasti, anak akan menilai kegiatan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan dan penuh manfaat.

  • Berkunjung ke pusat literasi
    Tips terakhir ini tak kalah penting, ajak anak untuk mengunjungi pusat literasi; toko buku atau perpustakaan. Anak dapat mengeksplor indahnya dunia literasi, bertemu dengan berbagai jenis dan genre buku dan menemukan kenyamanan di dalamnya. Gramedia menjadi salah satu tempat yang cocok untuk menumbuhkan kecintaan terhadap buku sejak dini. Dengan pilihan buku yang beragam serta tempat yang nyaman, siapa pun betah berlama-lama di sini.


Perasaan cinta buku sejak dini dapat mendorong tumbuh kembang anak. Seseorang yang terbiasa membaca buku sejak dini akan memiliki kemampuan kognitif, imajinasi, dan keterampilan membaca-menulis yang lebih baik. Perlu diketahui, tugas mengenalkan dunia literasi sejak dini bukan hanya tanggung jawab orang tua, tetapi juga semua orang yang ada di sekitar anak. Budaya literasi dapat mempersiapkan anak dengan segala pengetahuan yang mendukungnya dalam bersosialisasi di masa depan. 

Ilmu Perpustakaan: Jurusan Serba Bisa dengan Pilihan Karier Beragam
07 July 2025

Ilmu Perpustakaan: Jurusan Serba Bisa dengan Pilihan Karier Beragam

Setiap tanggal 7 Juli diperingati sebagai Hari Pustakawan Nasional, hari spesial ini mengingatkan kita atas jasa para pustakawan di seluruh Indonesia yang turut berkontribusi dalam meningkatkan minat literasi masyarakat Indonesia. Pustakawan biasanya berasal dari lulusan Ilmu Perpustakaan, tetapi banyak orang-orang yang memandang sebelah mata profesi ataupun jurusan ini, lho.


“Jurusan Ilmu Perpustakaan? Belajar rapihin buku kah?”

“Jadi pustakawan pasti cuma jagain buku doang kan?”

Kalimat tersebut kerap dijumpai oleh orang yang berminat masuk jurusan Ilmu Perpustakaan, padahal Ilmu Perpustakaan merupakan ilmu yang luas — tidak hanya membatasi karir pada profesi pustakawan saja. Ilmu Perpustakaan merupakan ilmu multidisipliner, mempelajari berbagai bidang lainnya seperti Psikologi dan Teknologi. 


Dengan berbagai ilmu yang dipelajari di dalamnya, prospek kerja Ilmu Perpustakaan menjadi sangat luas. Sebelum kita berjumpa dengan prospek kerjanya, kita kenalan dulu yuk dengan jurusan Ilmu Perpustakaan!


Apa itu Ilmu Perpustakaan?

Ilmu Perpustakaan adalah ilmu yang mempelajari cara mengumpulkan, mengelola, bahkan mendistribusikan data dan informasi dari berbagai macam media, baik fisik maupun digital. Jurusan ini cocok untuk kamu yang teliti, suka hal-hal mendetail, dan suka kerapian! 

Jadi, Ilmu Perpustakaan bukan hanya soal buku dan rak saja, tetapi juga tentang dunia teknologi yang berkembang pesat. Karena erat kaitannya dengan perkembangan teknologi, jurusan ini punya peluang besar untuk tetap eksis dan relevan kedepannya.

 Seberapa luas prospek kerjanya?

Satu dari banyaknya alasan untuk memilih Ilmu Perpustakaan sebagai jurusanmu ialah prospek kerjanya. Jurusan Ilmu Perpustakaan tidak hanya mengharuskan kamu untuk bekerja di perpustakaan saja, kamu juga bisa bekerja di berbagai tempat. Sebab, keterampilan yang dipelajari di jurusan ini merupakan kemampuan yang dibutuhkan hampir di semua jenis perusahaan. 

Berikut pekerjaan yang berkaitan dengan Ilmu Perpustakaan:

  • Arsiparis
    Kamu suka menyimpan dokumen atau foto yang penuh memori untuk dikenang kemudian hari kan? Nah, begitu pula tugas arsiparis. Arsiparis perlu mengorganisasikan segala jenis arsip agar tidak hilang ataupun rusak. Tidak hanya memastikan perlindungan data, arsiparis juga dapat mengembangkan sistem kearsipan baru yang cocok untuk suatu perusahaan.
  • Data Analyst
    Bukan hanya mereka yang berasal dari jurusan IT yang dapat menjadi Data Analyst, lulusan Ilmu Perpustakaan pun bisa. Pekerjaan satu ini bertanggungjawab untuk mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi, sekaligus menyajikannya kepada pihak yang membutuhkan.
  • Spesialis Manajemen Informasi
    Pekerjaan satu ini cukup all-rounder karena kamu tidak hanya harus bisa analisis dan menjaga keamanan data, tetapi kamu juga bisa merancang sistem untuk metadata baru di perusahaanmu. Ilmu Perpustakaan menjadi salah satu jurusan yang relevan dengan pekerjaan ini, sebab turut mempelajari cara mengelola informasi secara efisien.
  • Kurator 
    Pekerjaan satu ini juga membutuhkan ketelitian tingkat dewa untuk menyusun dan merawat koleksi agar tidak rusak dan tercecer. Pekerjaan ini juga cocok untuk kamu pecinta seni/sejarah yang berjurusan Ilmu Perpustakaan!
  • Pustakawan 
    Terakhir, pastinya menjadi pustakawan. Sebagai pustakawan, ada berbagai hal yang harus kamu cermati. Tidak hanya mengelola buku dan arsip, tetapi juga memberikan pelayanan terbaik untuk pengunjung. Peran ini tidak hanya membutuhkan otak kita, tetapi juga kemampuan untuk berinteraksi dengan manusia.

Bahkan, kamu juga bisa bekerja di berbagai jenis instansi seperti lembaga pemerintahan, perusahaan swasta, hingga BUMN. Segala jenis bidang dan perusahaan dapat dijajaki oleh Ilmu Perpustakaan.

Masih mengira pustakawan cuma jaga buku?

Pustakawan menjadi salah satu pekerjaan underrated yang memiliki tugas tidak kaleng-kaleng. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya secara singkat, menjadi pustakawan tidak hanya menjaga dan merapikan buku serta melayani pengunjung, tapi seorang pustakawan merupakan tangan dan kaki sebuah perpustakaan. 

Pustakawan berperan sebagai pengelola perpustakaan, perantara antara pengunjung dan sumber informasi, serta agen perubahan dalam perkembangan literasi di Indonesia. Lebih spesifiknya, berikut peran pustakawan dalam mengelola perpustakaan menurut Daryono:

  1. Pengelola dan pengadaan bahan pustaka;
  2. Pengelola administrasi perpustakaan;
  3. Pengelola web-OPAC (Web-based Online Public Access Catalog);
  4. Memastikan keamanan dan pelestarian bahan pustaka;
  5. Pengelola layanan multimedia;
  6. Pengelola layanan keanggotaan, dan lain-lain.

Tertarik kuliah Ilmu Perpustakaan? Ini kampusnya!

Buat kamu yang ingin mengemban ilmu ini, berikut kampus di Indonesia yang bisa kamu pilih untuk belajar Ilmu Perpustakaan:

  1. Universitas Indonesia (UI)
  2. Universitas Padjadjaran (UnPad)
  3. Universitas YARSI
  4. Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS)
  5. Universitas Airlangga (UnAir)
  6. Universitas Brawijaya (UB)
  7. Universitas Sumatera Utara (USU)
  8. Universitas Islam Negeri Kalijaga


Ilmu Perpustakaan masih menjadi jurusan yang relevan hingga saat ini, dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, lulusan Ilmu Perpustakaan akan dibutuhkan di berbagai jenis perusahaan dengan bidang yang berbeda. Mulai dari cara mengorganisasikan arsip, menyusun arsip, hingga melayani pengunjung, keterampilan yang didapatkan di jurusan ini akan menjadikanmu all-rounder di dunia kerja.

“Introducing: Gramedia Jalma” – Ketika Toko Buku Kembali Menjadi Ruang Hidup
07 July 2025

“Introducing: Gramedia Jalma” – Ketika Toko Buku Kembali Menjadi Ruang Hidup

Jakarta, 4 Juli 2025 — Di tengah kota yang kian padat dan ruang bersama yang kian sempit, percakapan dan pertemuan perlahan kehilangan tempatnya. Dalam kekosongan itu, Gramedia Jalma hadir sebagai upaya mengembalikan toko buku sebagai ruang publik yang hidup, relevan, dan bermakna—sekaligus mengajak kita untuk kembali ke toko buku sebagai ruang perjumpaan yang sesungguhnya.

Berlokasi di jantung Blok M, Gramedia Jalma memperluas fungsi toko buku menjadi cultural hub—tempat membaca, berdiskusi, mencipta, dan berjejaring. Lebih dari sekadar rak-rak buku, Jalma menghadirkan ruang-ruang yang mengundang manusia untuk melambat, meresapi ide, dan bertemu. Di sinilah literasi berpadu dengan seni, musik, film, dan ekspresi kreatif lainnya.

Peluncuran “Introducing: Gramedia Jalma” dibuka dengan diskusi lintas disiplin yang dipandu oleh Tabiat Group, kolektif kreatif anak muda berbasis di Blok M yang aktif membangun percakapan seputar ruang, kota, dan kebudayaan melalui pendekatan komunitas dan kolaborasi. Diskusi ini menyoroti bagaimana toko buku dapat kembali menjadi simpul budaya kota yang kontekstual dan terbuka untuk kolaborasi lintas bidang.

Talk Show Bersama Narasumber Inspiratif di Gramedia Jalma.

Immaculata Adhista, mewakili Gramedia Jalma, menyampaikan, “Kami ingin membangun tempat di mana buku, percakapan, dan komunitas bersinergi. Jalma adalah toko buku yang terbuka, interaktif, dan manusiawi—menghadirkan pengalaman literasi yang hangat dan inklusif.”

Jacob Gatot Sura, arsitek Gramedia Jalma sekaligus pendiri Kopi Aloo yang kini menjadi bagian dari kafe di dalam toko, menambahkan, “Dari sisi desain, kami ingin menciptakan suasana yang mengundang orang untuk berhenti sejenak—ruang yang nyaman tapi tidak pasif, estetis tapi tetap akrab. Kehadiran kopi menjadi elemen penting dalam pengalaman itu; bukan hanya sebagai minuman, tapi sebagai pemantik percakapan dan pertemuan.”

Dari sisi penerbitan, Nina Andiana, Manajer Departemen Fiksi dan Anak Gramedia Pustaka Utama (GPU), melihat Gramedia Jalma sebagai ruang yang memperpanjang usia sebuah karya dan sekaligus menumbuhkan pengalaman literasi lintas generasi, “Buku tak hanya hadir sebagai objek di rak, tapi sebagai awal percakapan. Di Jalma, karya bisa terus hidup—di antara komunitas, pembaca, dan budaya yang terus bergerak. Kami juga senang Jalma hadir sebagai ruang yang ramah keluarga dengan tersedianya reading pod khusus anak, yang memungkinkan literasi tumbuh sejak dini dalam suasana yang menyenangkan dan hangat.”

Sebagai bagian dari transformasi Gramedia yang telah memasuki usia ke-55 tahun, Gramedia Jalma menjadi simbol dari semangat #TumbuhBersama—berevolusi dari toko buku konvensional menuju ruang yang lebih relevan dengan ekosistem kreatif masa kini. Semangat ini juga hadir dalam proyek sebelumnya, Makarya, yang telah lebih dulu memperkenalkan bentuk toko buku baru yang terbuka dan kolaboratif. Meskipun berbeda bentuk dan lokasi, Jalma dan Makarya berbagi jiwa yang sama: menjadikan toko buku sebagai ruang hidup yang berpihak pada manusia, literasi, dan kreasi.

Setelah diskusi, acara dilanjutkan dengan lokakarya mini dan sesi jejaring bersama komunitas dari beragam latar—sastra, seni visual, musik, zine, dan film. Penampilan White Shoes and the Couples Company menutup hari dengan hangat. Lagu “Kisah dari Selatan Jakarta” menjadi harmoni yang mengikat cerita, ruang, dan kota.

Gramedia Jalma bukan sekadar toko buku. Ia adalah ruang hidup—tempat ide tumbuh, kolaborasi terjadi, dan keingintahuan dirawat.